Kerbau di Taman Firdaus

Dairinews-Sitinjo: Anggota DPRD Kabupaten Dairi, Markus WS Purba di Sidikalang, Minggu (24/7/2016)  meminta Dinas Parawisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga  menunjukkan keseriusan dalam mengelola Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo di Desa Sitinjo Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi Sumatera Utara.

Hal itu disampaikan menyusul adanya kabar tentang menurunnya perawatan destinasi dimaksud. Legislator ini mengaku kaget kala menerima informasi seputar  adanya penambatan seekor kerbau di Taman Firdaus, persis di dekat patung Adam dan Hawa.  Kotoran  fauna itu juga  menumpuk di beberapa titik. Petugas pada dimana sehingga piaraan bisa diikat di sana?

Dia berharap, pengelola juga memperhatikan aspek kebersihan.  Bisnis parawisata  punya korelasi langsung dengan kebersihan. Kalau  sampah berserak, kesan negatif segera menguap ke berbagai penjuru yang bisa berdampak fatal. Jadi, jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga.

Markus menyebut, lanjutan pembangunan TWI mesati direncanakan matang termasuk analisa dampak lingkungan (amdal). Pemuda ini berpendapat, pembangunan Taman Firdaus bukanlah  skala prioritas. Masih banyak jalan rusak serta rumah tidak layak huni yang penting direhabilitasi dan ditingkatkan. Akses usaha tani masih jamak hancur-hancuran.  Lokasi bencana alam juga masih terabaikan. Ironisnya, pembangunan Taman Firdaus menelan anggaran sampai di atas Rp10 milliar. Pertanyaannya? Apa out put?

Markus menyebut, di era kepemimpinan Bupati DR MP Tumanggor, sejumlah ikon dibangun atas  partisipasi  perorangan, pengusaha, dunia usaha dan intelektual bangsa. Porsi APBD relatif kecil dikucurkan. Sekarang, kegiatan sepenuhnya tergantung   keuangan pemerintah. Herannya, masuk satu bangunan, bangunan di dekatnya malah rusak.

Anggota DPRD dari fraksi PAN, Carles Ginting  mengutarakan, masih menaruh kecewa terkait pengelolaan TWI.  Dia kurang setuju jika sampai kerbau diikat di dalam pagar TWI. Sehubungan itu, patut dipertanyakan, apa sesungguhnya  peran para pejabat berkompeten dan staf. Dalam mempromosikan sebuah kekayaan wisata, penataan dan kebersihan adalah unsur penting. Jadi, jangan hanya hitung karcis melulu.

Dia mengingatkan, para pihak terkait jangan sampai melakukan  praktik korupsi di wilayah yang dianggap sakral. Dia mensinyalir, ada proyek berpotensi penyimpangan. Legislator ini menambahkan, tidak setuju  atas penerapan kenaikan tarif versi Peraturan Bupati (Perbup). Mestinya, ditetapkan berdasarkan Perda.(D01)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.