Dairinews-Sidikalang
Pendeta khususnya aliran kharismatik dihimbau jangan menjadi tim sukses pasangan calon pada pilkada. Gembala sebaiknya berperan memberi pencerahan kepada jemaat. Jauhkan politik praktis. Perlu disadari, bahwa tugas pendeta adalah melayani umat. Yakni membangkitkan semangat beribadah serta memperkuat iman . Dengan demikian, warga senantiasa berserah diri kepada Tuhan.
Hal itu disampaikan Manat Sigalingging SPd anggota fraksi Partai Hanura DPRD Kabupaten Dairi Sumatera Utara di gedung dewan jalan Sisingamangaraja Sidikalang, Kamis (25/8/2016) menyikapi suksesi pemilihan Bupati/Wakil Bupati yang akan digear tahun 2018. Menurutnya, jangan ada perasaan, bahwa pendeta bisa menentukan kemenangan pasangan calon. Jangan merasa bisa mendoktrin warga. Sebagai penginjil firman, seyogianya masing-masing menyadari, bahwa siapapun pemenang merupakan pilihan Tuhan.
“Banyak umat memiliki pengetahuan dan jabatan lebih dibanding pendeta. Hanya saja, mereka memilih mengalah lantaran tohonan kependetaan melekat pada diri gembala” kata Manat.
Pilkada tahun 208, harusnya dipakai sebagai bahan introspeksi. Kala itu, komunitas pendeta terkesan condong ke salah satu calon. Akibatnya, kepercayaan ‘ruas’ menyusut. Jemaat terkotak dalam beberapa blok. Tugas pendeta melenceng menjadi tim pemenangan. Kalau mau didoakan, sebaiknya membawa semua nama kandidat. Kerukunan jemaat jauh lebih penting ketimbang memenangkan salah satu paslon. Idealnya, pendeta mengingatkan pemerintah agar senantiasa berjalan di rel serta memikirkan kepentingan rakyat banyak.
Manat membenarkan, dirinya adalah legislator berlatar belakang pendeta dan bergelar sarjana theologia. Ketika masuk ke bursa caleg, atribut tersebut dilepas. Dia juga tak pernah mengarahkan jemaat Gereja Pentakosa di Indonesia (GPdI) untuk memilihkan. Warga punya hak azasi. Dan itu mesti dihargai. Penobatannya menjadi anggota dewan lewat jalur pengganti antar waktu, bukanlah atas dasar kemauannya. Tuhan sudah menggariskan bagaimana kita hari ini dan esok.
Manat menuturkan, belakangan ini, sepertinya ada oknum pendeta mulai menjalankan proposal. Oknum itu datang menemuinya. Patut diduga arahnya ke politik. lantaran sudah kenal dengan tipe oknum itu, dia mengarahkan agar menemui anggota dewan lainnya.
“Saya ini ngak ada apa-apanya. Laos mar mik pe mangkatai dang adong mambege. Tu si anu ma hamu laho. Molo ibana, holan marhusip pe, sude do umbegesa. Jago do i” kata Manat mengulangi jawabannya kepada oknum pendeta yang diduga mengajukan proposal. (D01)
Toho hian amang…alana jaman saonari on nga godang be akka dongan pdt ikut arus politik, sude na i alana ni hepeng. Dang holan di Dairi on songon ni, di luat na asing pe nga godang songon ni