Habis Miak, Angkot tak Narik
Dairinews-Sidikalang
Krisis bahan bakar minyak masih berlanjut di Kabupaten Dairi Sumatera Utara. 4 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kecamatan Sitinjo dan Sidikalang memasang plank ketiadaan pasokan dimaksud, Minggu (27/11/2016). Premium habis, solar habis, maaf BBM dalam pengiriman – begitu plank pemberitahuan ditaruh di pintu masuk.
Bukan hanya di SPBU, bahan bakar di kios-kios diduga illegal juga kandas. Pengecer partai ketengan (literan) di sekitaran galon juga tutup. Jejeran jerigen tak lagi dipajang. Di berbagai lokasi, biasanya harga dipatok antara Rp8000 sampai Rp9000 per liter.
Beberapa angkot terpaksa nonggok di SPBU sebagaimana terlihat di Jalan Sisingamangaraja Batang Beruh, di galon Simamora,Minggu sore. Armada tersebut menghentikan aktivitas lantaran ‘habis miak’.
Sopir trayek 63 jurusan Sidikalang-Sitinjo mengaku marga Sihombing mengatakan, persoalan kelangkaan minyak sudah berlangsung selama 2 minggu. SPBU hanya buka setengah hari. Jadi, Ingkon tinggil do pinggol mambege manang naung adong miak. Molo terlambat, olo dang dapotan, kata Sihombing. Banyak angkot tak narik. Jika dipaksa membeli di ketengan, tentu tak sebanding dengan setoran. Perbedaan harga rata-rata Rp1500 per liter dari subsidi.
Jonny Sinaga penduduk Panji Dabutar mengatakan, penjualan kepada pemilik jerigen diduga salah satu penyebab kelangkaan. Mungkin, ribuan liter setiap hari ditekong kepada par ketengan. Diduga, sebagian juga dipasarkan ke luar kabupaten. Jadi, wajar cepat habis di galon. Sinaga mengatakan, memutuskan naik angkot dari rumah menyusul tangki mobil pribadi sedan Beleno-nya tak berisi premium. Sotung gabe so di tonga dalan.
Anggota DPRD, Rukiatno Nainggolan mengatakan, di sekitaran tempat tinggalnya, bahan bakar tersebut hampir tak ditemukan. Haru di Sidikalang pe nungga maol, ba lam ma di Sumbul? Ai soadong SPBU dison , kata Rukiatno. Dia heran, kelangkaan hanya terjadi di Dairi. D Medan, Karo dan Deli Serdang tak ada masalah. Di Tiga panah misalnya, lassar do sadia godang pe mobil na ro. Pengusaha punya stok memadai.
PT Pertamina didesak memberi pelayanan prima mengingat ketersediaan solar dan premiun memempengaruhi perekonomian. Juga sangat berdampak pada paradaton. Kasihan, anak sekolah akan menderita kalau angkot tak narik. Di sisi lain, pengusaha seyogianya mendesak Pertamina. Kalau sudah bayar di depan, idealnya berhak menagih. (D01)