Jemaat Rayakan Puncak Natal di GKPI Panji Bako
Dairinews-Panji Bako
Ratusan jemaat merayakan puncak Natal di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Panji Bako Desa Sitinjo 2 Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Minggu (25/12/2016). Kalangan usia kanak-kanak, remaja dan dewasa mengikuti kebaktian. Daya tampung ruangan melebihi pengunjung hingga sebagian umat terpaksa mengambil tempat di luar gedung utama.
Perayaan peringatan Kelahiran Yesus Kristus ditandai penyalaan lilin dimulai dari pimpinan gereja Pendeta MH Siahaan diikuti perwakilan ‘ruas’. Koor dan ende pujian disuarakan silih berganti.
Siahaan menyebut, bahwa kehadiran Sang Juru Selamat diwarnai penolakan dari umat manusia. Dang dijangkon jolma i Ibana. Hape Debata ro tu portibion laho paluahon manisia sian dosa.
Pengkotbah ini menerangkan, menjelang kelahiran, Allah telah mengutus Johannes untuk mengabarkan kabar baik. Allah memilih orang-orang yang sederhana tentang berita keselamatan. Pun demikian, banyak manusia menolak. Dang dijangkon jolma i Debata. Padahal dia datang dan menjadi daging. Gabe daging ma hata i.
Penentangan tentang Yesus, masih terjadi sampai sekarang. Pembubaran Natal adalah salah satu contoh nyata. Tetapi, bagi orang yang percaya, mereka akan memperoleh kerajaan Allah. Sesungguhnya, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Tinggal persoalannya, sejauh mana kita mendengar firmanNya. Percaya pada Tuhan mesti disertai kebijakan. Tidak cukup sekedar berdoa. Ujian bagi pengikut Kristus memang berat.
Siahaan mencontohkan, seseorang merasa doanya selalu dikabulkan. Ketika rumahnya diterjang banjir, dia selaku mengharap bantuan Tuhan agar luapan berhenti. Berbagai upaya penyelamatan dilakukan masyarakat dan pemerintah tetapi si pemilik rumah selalu menolak. Dia menjawab, Tuhan segera menghentikan bencana. Akhirnya, dia tenggelam terbawa luapan.
Siahaan menyebut, banyak cara Tuhan menyelamatkan manusia. Kehadiran tim penolong saat musibah adalah wujud perlindunganNya. Namun, seyogianyalah disertai logika.
Ditandaskan, jemaat Kristen haruslah menbawa terang dan damai bagi sesama. Ingkon siboan sinondang do hita tu angka dongan ta. Taboan ma hatiuron. Unang gabe panggaori. Jangan jadi provokator atau pendemo.
Agenda tersebut dirangkai ‘malua’ (naik sidi-red), tardidi (pembabtisan-red) serta marulaon na badia (perjamuan kudus). Anggota Polres Dairi, Saor Maruli Sianturi memanfaatkan kesempatan bertugas sekaligus Natal bersama. Personel ini bersiaga di luar gedung namun tetap menyanyikan lagu pujian. Ketika ulaon na badia dilangsungkan, Sianturi turut serta menerima simbol pengakuan bersalah dan penghapusan dosa.
“Mauliate ma di Debata, diramoti do hita di Natal on. Tung dame do roha ” kata Sianturi.
Dilaporkan, seluruh gereja di Kabupaten Dairi dipenuhi umat. Pelayan di GKPI Sidikalang misalnya, terpaksa memasang tenda buat tempat teduh jemaat. Hal serpa tertengok di HKBP Perkembangan jalan Ahmad Yani dan HKBP 1 Jalan Gereja Sidikalang. (D01)