Siswa SMKN1 Sidikalang Diintimidasi Wakasek
Dairinews.com-Sidikalang
Siswa kelas 12 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara diintimidasi oknum Wakil Kepala Sekolah, Manerep Sihombing. Oknum dimaksud mengeluarkan beberapa kata yang dianggap mengancam kelulusan pelajar yang baru saja menyelesaikan Ujian Nasional (UN). Awalnya, 200 an siswa sepakat unjuk rasa, belakangan tinggal 20 an.
“Kalian tahukan, kelulusan UN di tangan sekolah” ujar Febri Lumban Gaol dan Betty Situngkir menirukan ucapan Manerep Sihombing kepada mereka. Bahkan, Manerep juga mengeluarkan kalimat ‘langkahi dulu mayat saya’. Di Mapolres Dairi dan gedung DPRD Dairi di jalan Sisingamangaraja Sidikalang, Jumat (07/04/2017), kedua orator menyebut, Manerep Sihombing malah mendatangani kediaman beberapa siswa. Tujuannya agar menghentikan rencana aksi.
Diutarakan, pemanggilan terhadap pelajar berlangsung beberapa menit setelah ujian. Hal itu tentu berpengaruh ada mental mereka yang akan meneruskan UN esok hari.
Betty dan Febrimengatakan, tahun ini, tak satupun siswa diterima di perguruan tinggi negeri lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi negeri (SNPTN). Padahal, lembaga pendidikan dimaksud memiliki kualifikasi grade A dan sekolah rujukan. Artinya, peluang ke PTN lewat jalur SNPTN hilang total. Password yang diberi kepada mereka tidak dapat diakses. Kondisi ini, bukan pertama kali terjadi.
Di sisi lain, Keduanya mengungkap adanya dugaan pungutan liar berupa uang komite Rp50 ribu per bulan, uang praktek dan lainnya. Padahal, sekolah ini memperoleh dana BOS dalam angka cukup fantastis. Penggunaan anggaran berpotensi menyimpang. Peajar diperkenankan ujian bila uang komite dilunasi.
Anggota Komisi C, Markus Sinaga dan Hadiswarno Panjaitan merespons, akan meneruskan aspirasi kepada lembaga terkait. Soal pungutan uang, dibicarakan dengan polisi. Tentang keberatan proses belajar mengajar dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Sumut mengingat kewenangan SMA/SLA sudah beralih ke tangan propinsi. Dia salut atas keberanian siswa.
Kepala SMKN 1 Sidikalang, Kaspar Sianipar dikonfirmasi terpisah menerangkan, tahun 2017, tak satupun siswa diterima lewat formasi SNPTN. Alasannya, nilai pelajar zi gzag. Ada yang ranking 8 jatuh ke 13. Syaratnya harus stabil. Tentang penarikan uang komite, itu dipakai buat membayar upah guru honorer dan insentif guru. Dana BOS tak boleh dipakai bayar honor. Menurutnya, dana BOS dibelanjakan sesuai aturan.
“Siswa terpengaruh provokator. Provokatornya si RS, guru di sekolah ini” kata Kaspar.
Manerep Sihombing membantah mengintimidasi. Dalam pertemuan di aula, Rabu (05/04/2017), dia menjelaskan, kalau ada masalah, sebaiknya diselesaikan dulu di sekolah Ibarat keluarga, jangan langsung ke luar. Ditegaskan, tak pernah mengeluarkan kalimat ancaman. (D01)