Sekdes Parbuluan IV Ikut Program Bedah Rumah
Dairinews.com-Parbuluan
Sekretaris Desa Parbuluan IV Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Jasisen Saragih ditemui di kantor Kades di Sigalingging, Selasa (14/14/2017) membenarkan keluarganya merupakan peserta program bedah rumah tahun 2017. Itu diusul tahun 2016 kala dirinya tingga di kawasan perladangan.
Jasiden menyebut, saat ini, keluarga menghuni rumah orang tua di bilangan keramaian. Rumah hasil rehabilitasi dihuni adiknya. Aparatur desa ini membenarkan, dirinya bukan lagi kategori keluara miskin. Istrinya bekerja sebagai tenaga medus berstatus honor di Puskesmas Sigalingging naungan Dinas Kesehatan. Namun, dirinya tak berniat menolak kucuran itu.
Sebagai Sekdes, dia menerima penghasilan Rp1,6 juta per bulan dan istrinya Rp1,8 juta. Diakui, memang masih banyak keluarga yang jauh lebih miskin dibanding dirinya tetapi tak kebagian. Beberapa diantaranya menolak lantaran bantuan Rp15 juta tidak cukup untuk perbaikan.
Yang lain terkendala administrasi, kata Jasiden. Penjelasan konsultan, bahwa sarat peserta, harus tanah sendiri dan memiliki surat. Sementara warga tertentu tak mau ikut lantaran tak yakin teralisasi. Pasalnya pada tahun sebelunnya, sudah didata tetapi tak terwujud.
“Tidak tepat sadaran. Masih keluarga yang lebih miskin tak kebagian” kata Jasiden. Diyungkapan, seorang pendeta tinggal di Pastori (rumah dinas-red) juga menerima. Padahal, dia tidak tinggal di rumah miliknya.
Anggota Komisi C DPRD Dairi, Markus Sinaga, Markus WS Purba dan Manat Sigalingging memonitor beberapa keluarga penerima. Sinaga sempat mempertanyakan tentang persyararah peserta. Ditandaskan, tak ada aturan menyatakan calon peserta harus memiliki surat kepemilikan.
Ditegaskan, realisasi bedah rumah melenceng dari semangat pemberantasan kemiskinan. Dia menemukan, seorang pengusaha juga turut menjadi penerima. Pengusaha itu memiliki kebun jeruk manis dan tinggal di Sigalingging. Namun, gubuk ladang punya pengusaha justru dibikin sasaran rehabilitasi.
Fakta ini mengindikasikan, pemerintah belum begitu peduli kepada kaum marginal. Ada janda tinggal di gubuk reot berukuran 2 x 3 meter berlantai tanah beratap keropos tak diregsitrasi. Di salah satu desa di Sidikalang, keluarga sasaran hanya pinjam pakai lahan. Tetapi puluhan keluarga ikut mencicipi. (D01)