Tak Punya Tangan, Bocah Sampang Tinambunan Main Catur Pakai Kaki

Dairinews.com-Sibongkaras

Seorang bocah duduk di kursi SD kelas 2 di Desa Sibongkoras Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara  memiliki kemampuan luar biasa. Kondisi disabilitas  dibawa sejak lahir tak  mengurangi keterampilannya bermain.

Sampang Tinambunan (9), itu nama pelajar  tinggal di Desa Sibongkaras Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara,  permukiman  terpencil dan teringgal berjarak sekitar 30 kilometer dari kantor Bupati di  Salak.  Seumur-umur, belum pernah kendaraan sebanyak itu singgah.

Sampang bersama orang tuanya Saor Tinambunan dan Sarma brru Berutu  tampak ceria dan terharu  mendengar suara keramaian knalpot motor trail yang singgah di dekat rumahnya. Kediaman tersebut berada di tengah hutan belantara.  Jalan ke sana,  harus melewati  tikungan tajam dan menanjak dan lainnya menurun dengan topografi mengerikan. Akses transportrasi tanpa aspal dan kebanyakan  lumpur. Mirip belum merdeka.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pakpak Bharat, AKBP Ganda Saragih, Kasat Reskrim  AKP Alexander Piliang, Kanit  Tipikor Ipda Donal Tambunan dan belasan  brigadir menjejal medan berat dan penuh resiko. Beberapa kali, peserta terjungkal dan lecet. Khilaf sedikit, bisa terjun ke jurang atau terbentur batu.

“Sampang suka main catur?” tanya Saragih  usai menyerahkan sejumlah tanda tali asih. Diantaranya bantuan uang, catur, pakaian sekolah, alat tulis dan lainnya.

“Suka” jawab Sampang.

Tanpa keengganan, bocah ini menyusun  komposisi anak catur pakai jemari kaki. Dia memilih warna hitam.  Jari jempol dan telunjuk lebih banyak mendominasi pergerakan. Sesekali mimiknya bergerak tanda dia berpikir cara memenangkan pertarungan.  Dia memerankan bagaimana ‘memakan’  musuh sorongan  Saragih. Pada adu  persahabatan  itu, Saragih hampir kalah.

Sampang Tinambunan melukis pakai jari kaki.

“Coba tengok nama saya” pinta Saragih lagi. Coba tulis.

Sampang  kemudian membuka sendiri kotak persil gambar berisi  crayon. Dia mengambil warna hitam lalu menulis kata Saragih di atas  kertas putih. Huruf per huruf diamati lalu disalin.  Anak ini menunjukkan kemampuan melukis. Dia mendesain gambar kantor polisi berikut taman di sekeliling.

Ketika ditanya seputar cita –cita, Sampang menyebut, ingin jadi pelukis terkenal.

“Dia orang yang cerdas. Dari caranya mengatur permainan catur, bisa tergambar Sampang sosok pintar dan cerdas” kata Saragih.  Diperlukan pembekalan agar mental kian kuat dan mampu  berkompetisi. Penyandang disabilitas perlu dimotivasi.

Saragih berpendapat, kepemilikan  tahi lalat berukuran besar melebihi uang logam di dada punya makna tersendiri.  Mudah-mudahan,  Sampang bisa menggemparkan dunia lewat prestasi menakjubkan esok lusa.(D01)

 

Ruangan komen telah ditutup.