Bocah Sampang Tinambunan Penyandang Disabilitas Anak Asuh Kapolres

Dairinews.com-Sibongkaras

Bocah penyandang disabilitas, Sampang Tinambunan (9)  diangkat menjadi anak asuh Kepala Kepolisian Resor Pakpak Bharat Sumatera Utara, AKBP Ganda Saragih. Hal itu disampaikan Saragih usai meninjau kediaman keluarga orang tua Sampang,  Saor Tinambunan dan Sarma brru Berutu di Desa Sibongkaras Kecamatan Salak, sekitar 30 kilometer dari kantor Bupati Pakpak Bharat, Sabtu (23/12/2017).

Secara fisik,  Saragih  mengaku prihatin dengan beban  Sampang.  Tidak memiliki 2 tangan sejak lahir.  Semua aktivitas diandalkan pada kaki. Bermain dan belajar termasuk menulis dan main catur dikerjakan pakai jari jempol dan telunjuk di kaki.

“Sampang butuh perhatian dari kita semua. Jangan biarkan kesepian. Dia menantikan masa depan indah sebagaimana umumnya” kata Saragih.  Siswa kelas 2 SD itu akan memperoleh biaya pendidikan dari Saragih sesuai keinginan generasi muda itu.

Saragih menyebut, kehadirannya sekaligus menyampaikan ucapan selamat natal. Sehubungan itu, penyandang melati 2 ini memberikan bantuan uang yang dikumpul dari personel Bhayangkara. Saragih juga menyerahkan pakaian sekolah, alat tulis, bola, catur dan lainnya. Semangat, ya… ujar Saragih memotivasi. Kalau ke Salak, singgah di kantor saya, ya? Saya tunggu, Pintu terbuka  untukmu, kata saragih penuh akrab.

Polri ada di tengah masyarakat. Polres Pakpak Bharat peduli warga. Sepanjang harus dibantu, mesti diupayakan. Derita warga juga derita Polri. Kami ada untuk masyarakat, kata Saragih.

Sarma brru Berutu  tak mampu menahan tetean air mata kala menerima uluran tangan tersebut. Air matanya pecah.  Ibu rumah tangga ini bercerita, bahwa derita Sampang dibawa sejak lahir. Ibu sering khawatir tentang bagaimana nasib  si buah hati ke depan. Sementara keluarga  menyandarkan hidup dari hasil berladang.            Sampang adalah anak ke 2 dari 6 bersaudara.

Kendati demikian, Sampang berhasil meraih juara 1 di kelas. Di ruangan itu hanya ada 2 siswa dan putranya  terpilih terbaik.  Untuk menimba ilmu, Sampang harus berjalan selama 1 jam sekali berangkat. Dari rumah, berangkat pukul 05.30 Wib menapai tengah  hutan belantara. Jauhnya beberapa kilometer dengan  permukaan jalan penuh lumpur dan berbatu. Infrastruktur  itu identik menggambarkan masyarakat  belum merdeka.(D01)

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.