Potongan Balok Indikasi Pembalakan Liar Hutan Bongkaras

Dairinews,co-Parongil

Ketua Indonesia Corruption Watch (ICW) Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Marulak Siahaan di Sidikalang, Jumat (04/01/2019) mengatakan,  keberadaan  potongan balok di lokasi banjir bandang Desa Bongkaras Kecamatan Silima Pungga-Pungga merupakan indikasi praktik pencurian kayu.     Pembalakan liar  diduga sebagai salah satu penyebab banjir bandang hingga merenggut 5 jiwa dan 2 lainnya belum diketahui nasibnya di Desa Bongkaras dan Longkotan. Sementara itu, 100 hektar lebih areal pertanian rusak dan instalasi air minum ke beberapa desa di Silima Pungga-Pungga hancur. Dampak musibah itu sangat serius hingga mengancam kelangsungan hidup masyarakat, kata Marulak.

Kayu olahan di lokasi banjir bandang Desa Bongkaras, Kamis (03/01/2019). (Dairinews.co)

Patut diduga, terjadi pencurian kayu. Melihat potongan  kayu bulat nan rapi di lokasi bencana, pengolahan  itu memakai mesin, kata Marulak. Sesungguhnya, lewat penampakan  potongan kayu — alam telah bicara dan memberi petunjuk, bahwa harus ada orang bertanggung jawab di balik bencana itu.

Di sisi lain, ujar Marulak pihaknya pernah menemukan satu gubuk di persawahan Bongkaras —   berisi sejumlah kayu olahan dengan  jumlah banyak.

“Medio Oktober lalu, saya menengok satu gubuk berisi sejumlah papan” kata Marulak. Kala itu, pintu masih menganga. Gubuk itu tak jauh dari hutan.

Sehubungan itu, Marulak menandaskan, mendukung langkah Ditreskrimsus Polda Sumut melakukan penyelidikan. Siapapun yang terlibat, silahkan diproses. Membaca berita media, bahwa penyelidikan sedang berlangsung.  Ditambahkan, pernyataan Gubernur, Edy Rahmayadi bahwa  musibah itu turut akibat ulah manusia merupakan sinyal bahwa oknum perusak harus diungkap.

Seorang warga menyebut, medio Juni 2018, pria  atas nama  JP meninggal dunia tertimpa kayu di hutan Bongkaras. Orang itu diduga sebagai operator mesin  chain saw. Menurut warga, ada 3 pekerja lainnya berperan sebagai pemotong. Dikabarkan juga, sebagian kayu diolah di Parongil.  Diantaranya membikin kosen dan pintu.Bahan bangunan itu dikirim ke Medan dan lainnya dipasarakan di lingkup  lokal.  Mainnya agak rapi,  jadi tak ada kibus.

Sementara itu, Mantan Kepala Desa Bongkaras, Martua Tumanggor menyebut, medio Agustus 2018, pihaknya mendengar penangkapan kayu di daerah itu.  Dulunya, pengambilan kayu agak jarang berlangsung lantaran dirinya berani menentang. Sejak dia meninggalkan kampung, kelestarian hutan tak lagi diketahuinya. Dia menduga, bencana ini punya hubungan dengan perambahan.

“Oknum aparat, berhentilah memback up perambahan hutan” pintanya belum lama ini.

Petugas Kawasan Pengelolaan Hutan (KPH) 15 Dinas Kehutanan Sumut,  Efendi Hutasoit menjelaskan, tidak ada ijin pengambilan kayu di wilayah Dairi. (D01)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.