Video: Tangisan ‘Anak Tiri’ Alur Subur
Dairinews.co-Tanah Pinem
Kesejahteraan rakyat…
Pemerataan pembangunan…
Pemerintahan pro rakyat…
Penyediaan sekolah berkualitas…
Itulah kalimat yang selalu dikumandangkan para calon bupati, gubernur, hingga calon presiden untuk mendapatkan simpati masyarakat di masa kampanye.
Pembangunan infrastruktur, pemasaran hasil pertanian dan lainnya selalu ‘dijual’ — seolah merekalah malaikat yang bisa menolong warga dari derita keterpurukan.
Bagi sebagian daerah, boleh jadi, janji itu telah terpenuhi.
Namun kemajuan sedemikian, bertolak belakang dengan realitas masyarakat di Desa Alur Subur Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi Sumatera Utara.
Di Desa Alur Subur, hingga kini listrik belum masuk. Otomatis, mereka jarang menonton televisi — dan sudah barang pasti tak menikmati jaringan internet. Relevansinya, pelajar dan warga tertinggal jauh dalam hal informasi dan teknologi.
Di Desa Subur, SD Negeri yang mandiri juga belum tersedia. Proses belajar mengajar masih menerapkan sistem jarak jauh. Untuk mengikuti ujian nasional, siswa harus menempuh jarak 30 kilometer ke Desa Renun dan menginap di sana.
Jalan menghubungkan Desa Renun-Liang Jering dan Alur Subur belum pernah diaspal. Permukaan jalan masih berupa lumpur, batu, pasir sebagaimana jalan kampung dahulu kala. Lintasan itu sempit dan rawan longsor.
Menyusul infrastruktur hancur-hancuran—bahkan harus melewati sungai– ongkos ke pasar juga sangat mahal. Bayangkan, jarak 30 kilometer ke Pasar Lau Baleng Kabupaten Karo– dikenakan ongkos 50 ribu rupiah per orang — dan 1500 rupiah per kilogram barang.
Semen yang dibeli seharga 53 ribu per sak dikenakan ongkos angkut 60 ribu rupiah
. Saking parah dan ngerinya jalan itu, jarak 30 kilometer hanya bisa ditempuh selama 7 jam.
Tak heran, setelah selesai belanja, mereka tiba di rumah larut malam atau malah menginap di tengah jalan bila mobil hardtop bak terbuka, lagi mengulah.
Desa Alur Subur memang seperti dianaktirikan pemerintah.
Bupati Dairi Eddy Kelleng Ate Berutu dikabarkan telah menginjakkan kaki ke Desa Alur Subur di masa suksesi. Dan hasilnya, penduduk di desa terisolir itu memberi dukungan kuat pada pilkada tahun 2018.
Kini rakyat jelata menanti langkah nyata
Dinanti, kemiskinan berubah kemakmuran?
Ratap tangis berganti senyum manis.
Jangan sampai, kata iba hanya membangun citra semata demi suara meraih tahta..
Dairinews.co mengabarkan untuk anda