Pupuk Subsidi Dikurangi, Petani Akan Miskin

Dairinews.co-Sidikalang

Kepala Desa kabanjulu Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Sarman Matanari diwawancarai di kantor, Kamis (20/2/2020) mengatakan, pengurangan jatah pupuk bersubsidi akan memiskinkan petani.

Matanari punya argumen, bahwa ketergantugan masyarakat pada produk tersebut sangat tinggi dalam menjalankan usaha tani.  Jenis tanaman di daerahnya adalah  padi sawah dan jagung seluas 175 hektar dan tanaman keras atau lahan darat 75 hektar. Dua per tiga lahan di sana merupakan milik penduduk luar. Jadi banyak areal status sewa.

Hampir tidak pernah warga  mempergunakan pupuk non subsidi untuk jagung dan padi sawah.  Biayanya terlau tinggi dimana hal itu akan mempengaruhi penghasilan.

Diterangkan, jangankan pakai pupuk Mutiara,  urea non subsidi saja mencapai Rp300 ribu per sak sedang subsidi kurang dari Rp100 ribu. Satu jenis saja sudah selisih Rp200 ribu. Begitu juga pospat dan lainnya. Dipastikan, petani tak memperoleh untung kalau  menabur non subsidi.

Dipaparkan, pengalaman tahun 2019, ketika pupuk bersubsidi kosong,  petani tidak mau  memupuk jagung. Konsekwensinya, produksi  terpuruk. Sehubungan itu,  kabar pengurangan subdisi perlu dikaji ulang.

“Tak ada bicara kesejahteraan kalau  hal tu tetap dilanjutkan” kata Matanari didampimgi Kasi Kesra, Lastri Batubara.

Plt Kepala Dinas Pertanian, Bintoha Angkat menerangkan, tahun 2010, kuota berkurang menjadi 27 ribu ton. (D01)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.