Seribuan Warga Unjuk Rasa Tuntut Eddy-Jimmy Mundur

Dairinews.co-Sidikalang

 Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu- Jimmy Shombing diminta mengundurkan diri. Pasangan kepala daerah itu diserukan lengser dari jabatan.

Pernyataan pedas itu dilontarkan Irfan Nadeak anggota Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Sumatera Utara saat orasi di depan kantor Bupati Dairi di Jalan Sisingamangaraja Sidikalang, Selasa (20/4/2021).

“Lengserkan Bupati. Kami minta Bupati Eddy Berutu dan Jimmy mengundurkan diri” ujar Irfan.

Ucapannya disambut seribuan warga saat unjuk rasa menuntut  kepastian kepemilikan lahan mereka. Warga menolak kehadiran PT Gruti di Desa Pegagan Julu 6, Perjuangan, Suleuleu Parsaoran, Sigambir-gambir dan Sindoro di Kecamatan Parbuluan dan Sumbul.

Namun, sepanjang unjuk rasa digelar, Eddy dan  Jimmy tidak datang menemui warga. Sekretaris Daerah. Leonardus Sihotang juga tak kelihatan.

“Bupati Pengecut, Bupati penipu” ujar warga. Pada bagian lain, terdengar seruan agar Bupati, turun.

“Turun..turun..turun” kata masyarakat.

Ketika Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI),   Firman Lingga  menyebut Bupati, peserta aksi menjawab ‘penakut’.

Sementara itu, Zulkifli  Lumban Gaol meminta Bupati jangan menyakiti rakyat. Pemuda ini menerangkan, sudah menandatangani nota kesepahaman  penciutan hutan dengan pemerintah. Tetapi sampai saat ini, tak tahu apa yang terjadi.

Ketua Petani Marhaen, Pangihutan Sijabat menyebut,  mereka merasa diterlantaran. Dicampakkan. Sudah 1 tahun ditunggu, tidak juga ada perkembangan.

Rapat dengar pendapat dengan DPRD Dairi juga diikutinya.  Tetapi, juga ada tindak lanjut Pangihutan menyatakan kekecewaan kepada Ketua dewan, Sabam Sibarani dan Wakil Ketua Halvensius Tondang. Warga menyuarakan mosi tidak percaya kepada legislator.

TOLAK KOORPORASI

Pangihutan menandaskan, mereka sudah hidup puluhan tahun di desa tersebut dan menguasai lahan. Karenanya, mereka menolak kehadiran koorporasi. 

Saling kecewa kepada Eddy lantaran tak kunjung merespons massa, Pangihutan menyinggung uang yang diterima saat pilkada. Pangihutan menyebut, siap mengembalikan uang Rp100 ribu yang diterima dulunya.

Pangihutan juga menyinggung slogan Dairi Unggul. Menurutnya, Dairi mandul.

“Kami tidak butuh gelar Bupati. Yang kami butuhkan, tanggung jawabmu” kata orator lainnya.

Massa sempat menolak kedatangan Asisten Pembangunan, Charles Bantjin. Mereka hanya bersedia dialog dengan Bupati.

Sekitar 1 jam kemudian, Charles berembug dengan para juru bicara. Di hadapan pengunjuk rasa,  Charles menerangkan, Pemkab Dairi telah menyurati Gubernur Sumut menindaklajuti aspirasi masyarakat tentang lahan dan hutan yang dibutuhkan masyarakat seluas 8000 hektar per 23 Desember 2020. Hingga kini, belum ada jawaban.

Diwawancarai wartawan terkait tuntutan lengser Eddy-Jimmy dan sebutan sebagai pengecut,  Charles mengatakan, itu hal biasa.

Charles mengaku tidak tahu keberadaan Bupati. Habis rapat dengan dewan, dia menemui warga.

Terpantau,  1 unit mobil plat merah mirip Fortuner dikawal mobil Pajero putih milik Dinas Perhubungan meninggalkan rumah dinas kepala daerah sekira pukul 10.40 Wib. Kendaraan itu  keluar melalui gerbang di arah Balai Budaya Sidikalang. Biasanya, mobil berpenrawal itu  keluar lewat gerbang utama dan disertai suara  sirene dan penghormatan anggota Satpol-PP.  . Saat itu, konvoi puluhan  armada menuju kantor Bupati .

Pagar kantor Bupati rusak. Itu ekses kekecewaan warga. Potongan pagar kemudian diinjak-injak. (D01)

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.