Pasien Tiba Pagi, RSUD Sidikalang Merujuk Malam, Akhirnya Meninggal

# Bona dan Hadiswarno Merasa Bingung

Dairinews.co-Sidikalang

2 Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Dairi Sumatera Utara mengaku bingung menengok manajemen RSUD Sidikalang, Senin (14/6/2021). Kedua legislator nan bingung adalah Bona Sitindaon  (fraksi Partai Demokrat) dan Hadiswarno Panjaitan ( fraksi Hanura).

Kebingunan tersebut dilontarkan saat rapat dengar pendapat dengan eksekutif terdiri dari Asisten Pemerintahan Jonny Hutasoit, Asisten Umum Sudung Ujung, Kadis Kesehatan Rispal Simarmata, Direktur RSUD Sidikalang Sugito Panjaitan dan Tata Usaha RSUD Luber Sianturi.

Hadiswarno memaparkan menerima  kabar bahwa seorang pasien asal Desa Desa Lae Ambat Kecamatan Silima Pungga-Pungga, dirujuk malam hari. Padahal, pasien sudah di Sidikalang sejak pagi sekira pukul 09.00 Wib. Dairinews.co  mendapat  kabar, almarhumah adalah boru P.  Kejadian sekitar 2 bulan lalu.

Beberapa saat setelah tiba di lokasi rujukan, pasien akhirnya meninggal dunia. Dairinews.co  mendapat  kabar, almarhumah adalah boru P. Kejadian sekitar 2 bulan lalu.

Pemuda ini menegaskan, tidak sungkan mengkritisi Direktur RSUD Sidikalang, Sugito Panjaitan kendati satu marga.

“Jangan dibilang karena sama-sama marga Panjaitan saya tidak berani kritik”  kata Hadiswarno. 

Sementara itu, Bona menuturkan, mendapat informasi bahwa pasien covid beralamat di Bintang yang sebelumnya dirawat di lembaga tersebut disuruh pulang naik angkot. Padahal,  pasien harus isolasi mandiri di rumah selama 7 hari.

“Masya masih harus idolasi mandiri di rumah kasus covid tetapi pulang naik angkot?” ujar Sitindaon.

Menurutnya,  lantaran masih dalam perawatan, harus diantar pakai ambulans. Pasien akhirnya dijemput kembali setelah dirinya  mendatangi RSU.

Dia juga mempertanyakan pencairan  jasa medis bersumber dari Jampersal tahun 2020 yang hingga kini belum direalisasi kepada petugas. Apa harus menunggu 2 tahun? Dimana peraturannya.

Legilator itu prihatin, sebanyak 12 THL sudah dipecat tetapi hak-hak termasuk jasa dari Jampersal belum diberi.

“Bingung saya melihat rumah sakit ini” tandas  Sitindaon.

“Jangan dianggap karena sama-sama marga Panjaitan saya tidak berani kritik”  kata Hadiswarno.

Sugito tidak banyak bicara. Terkait jasa medis Jampersal, Sugito menerangkan, masih menunggu hasil Inspektorat. Menurutnya, Inspektorat melarangnya mencairkan.

“Uang itu ada di bank. Sepeserpun tidak boleh dipakai” kata Sugito.

Sugito menerangkan, memiliki 5 ambulans. Seputar  standar ketersediaan armada,  dia menyebut masih harus melihat peraturan. Ditambahkan, rujukan dilakukan jika rumah sakit tujuan menyatakan kesediaan. (D01)

 

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.