Dokter Tak Datang Tangani Pasien, Boru Regar Mengamuk
#Janin Meninggal
Dairinews.co-Sidikalang
Marni boru Regar menangis histeris sekaligus melampiaskan amarah kepada Direktur RSUD Sidikalang, Sugito Panjaitan dan Tata Usaha Luber Sianturi, Jumat (27/8/2021) siang. Perempuan itu mengamuk menyusul meninggalnya kandungan Juniara boru Panggabean.
Marni menyebut, sejak Juniara tiba di lembaga tersebut, tidak ada penanganan dari dokter, Kamis (26/8/2021) sekira pukul 19.00 Wib.. Padahal, keluarga melihat dokter C ada di sana.
“Kalau saja dokter melakukan penanganan, kami ikhlas menerima kepergian janin. Tapi ini, mulai tadi malam penanganan hanya dilakukan perawat setelah telepon dengan dokter” ujar Marni.
Rumah sakit pembunuh..dokter pembunuh, kata Marni sembari menangis. Perempuan ini menuturkan, awalnya mereka senang dimana keluarga ini akan memperoleh anak pertama. Pakaian sudah dipersiapkan.
“Nungnga hutuhor pahean ni paramanhi ala las ni rohangku. Hape monding” keluh Marni. Diutarakan, kandungan tersebut sudah usia 7 bulan.
Sofian Siregar, saudara kandung Marni boru Regar menerangkan, istrinya mengeluh lantaran janin kurang bergerak sore itu. Karenanya, mereka berangkat ke prakter dokter C. Lantaran tutup lanjut ke bidan di Jalan Parluasan. Kediaman Sofian ada di Kilometer 5 Desa Sungai Raya Kecamatan Siempat Nempu Hulu.
Penjelasan bidan, kata Sofian, denyut jantung lemah. Sehubungan itu segera ke RSU. Namun, layanan dipandang tidak maksimal.
Sugito menerangkan, berdasarkan cacatan medis, detak jantung janin sudah berhenti saat tiba. Mengacu alat deteksi, janin meninggal 5 hari sebelumnya.
Penanganan berikut, pasien akan menjalani induksi untuk persalinan. Kondisi itu tidak kategori emergency.
“Mana yang kami percayai? Bidan bilang denyut jantung lemah tetapi rumah sakit bilang meninggal 5 hari lalu” ucap Marni.
Marni meminta agar Juriana dirawat intensif. Kunjungan dokter setiap hari. Derita keluarga jangan terulang kepada masyarakat. (D01)