10 Tahun Lalu Kades Terpilih Dikirim Salib di Paropo

# 4 Saksi Dimintai Keterangan Kasus Peti Mati Misterus

Dairinews.co-Sidikalang

Kepala Desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Bongga Situngkir, Kamis (2/12/2021) berharap, kasus pengiriman peti mati misterius ke daerahnya bisa diungkap polisi.

“Maunya terungkap, siapa yang memesan peti mati itu. Biar penduduk tenang” ujar Bongga melalui telepon.

Dibenarkan, petugas dari Polres Dairi sudah melakukan penyelidikan. Kapolres AKBP Wahyudi Rahman melalui Kasubbag Humas, Iptu Donni Saleh menyebut, kasus itu sedang ditangani.

Sumber di kepolisian menyebut, sudah 4 orang saksi dimintai keterangan. Petugas sudah ke Paropo untuk interogasi dan pengumpulan bahan keterangan.  Pemilik usaha peti jenajah di Tiga Panah Kabupaten Karo juga diminta penjelasan.  Pemesanan peti jenajah  dilakukan melalui ponsel.

Sebagaimana diberitakan, 2 peti mati berikut 2 salib dikirim ke Batuhorbo  Desa Paropo, Senin (29/11/2021)  sore. Pada 1 salib tertera nama Waldiman Sijabat sedang 1 salib lagi ditulis 2 nama yakni Faisal/Jesi Situngkir. Disana tertera  kalimat ‘Dison Maradian,  29-11-2021. Sementara itu,tanggal lahir kosong. Padahal, warga dimaksud dalam kondisi sehat.

10 TAHUN SILAM

Bongga mengungkap, kasus misterius pernah terjadi sekitar 10 tahun lalu. Pemenang pilkades Paropo  saat itu, atas nama Rasman Situngkir dikirim salib di ladangnya di Rumah Tanggal.  Ukurannya kecii dan tidak disertai nama. Tak lama berselang, kades terpilih jatuh sakit.

Penjelasan serupa disampaikan Sekretaris Punguan Bona Pasogit Paropo se Jabodetabek, Hottua Manihuruk.

Peristiwa misterius terjadi untuk yang kedua kali. Dulunya, Kades terpilih, Rasman Situngkir dikirim salib di lahan pertaniannya. Pemuka itu jatuh sakit tak lama berselang.

Hotua  menandaskan, para perantau Paropo mengecam keras perbuatan pengiriman pati mati dialamatkan kepada warga yang sehat. Perbuatan biabad  itu ditujukan   menimbulkan keretakan  masyarakat.

Mereka mendesak Polres Dairi mengungkap kasus provokasi itu hingga dihukum seberat-beratnya. Hottua menyebut, komunitasnya yakin, aksi itu tidak dilakukan 2 calon kades. Itu adalah ulah oknum yang ingin menimbulkan perpecahan.

 ‘Para perantau meminta masyarakat Paropo Namarhula-hula, boru agar  tetap menjaga keharmonisan dan tali persaudaraan diikat peradaban  Dalihan Na Tolu” kata Hottua.

Lebih lanjut, Hottua mengatakan, berdasarkan  musyawarah bersama Ketua, AKP (Purn) St  JE Situngkir dan pengurus lainnya, perantau akan memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi pengusutan kasus ini. (D01)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.