Wow… Mantan Kepala SMA Jadi Plt Kadis Kehutanan

Dairinews-Sidikalang
Staf di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Dairi Sumatera Utara membenarkan, Drs Naek Tobing mantan Kepala SMA Negeri Parbuluan Kecamatan Parbuluan diangkat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Tobing disebut mulai berkantor sejak pekan kemarin serta sudah memperkenalkan diri.

Sedang mobil dinas, belum dipakai. Inventaris tersebut masih di tangan Naek Kaloko Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang tersangkut kasus korupsi dugaan pengadaan kapak fiktif di Dinas Parawisata tahun 2008. Asset itu bukan dibawa ke Rutan Tanjung Gusta Medan. Tetapi belum ditarik, kata staf.

Inspektur, Edward Hutabarat dikonfirmasi lewat telepon, Rabu (7/9/2016) mengatakan, penetapan Naek Tobing sebagai Plt Kepala Dinas berlaku sejak Senin (5/9/2016). Dia naik dari posisi Staf Ahli Bupati menjadi Plt.

Ditanya apakah disiplin ilmu Tobing relevan dengan unit kerja itu? Hutabarat menyebut, pengangkatan bulan lagi berdasarkan disiplin ilmu. Diakan sebelumnya Staf Ahli. Kan waktunya sudah lebih banyak kalau ditempatkan ke sana? Kalau diangkat yang lain, mana ada lagi yang layak? Asisten juga sibuk.

Hutabarat menerangkan, jabatan Tobing hanya sementara. Mungkin sampai akhir tahun saja. Dinas tersebut akan ditarik ke pemerintah pusat sesuai Undang-Undang.

Terpisah, pemerhati kebijakan pemerintah, Marulak Siahaan berpandangan, otonomi daerah bergeser ke arah suka-suka. Potensi kesewenang-wenangan relatif tinggi.

“Ai nungnga songon na si lomo-lomo be nuaeng on. Sibaen baen na be. Dang parduli be tu aturan. Hape dibahen parpusat aturan, laho tu ulina do. Sahat di toru, gabe so niantusan. Bingung iba. Sipata, hassit simajujung mamikkiri.” kata Marulak.

Naek Tobing itukan berlatar guru. Parahnya lagi, sekretaris Dinas Kehutanan juga bergelar sarjana kesehatan masyarakat. Satu guru, satu SKM. Komplitlah menyimpang dari ilmu dasar kehutanan dan perkebunan. Padahal, SKPD ini sangat spesifik dalam hal kerja. Ketika ada kasus bisa dipanggil sebagai saksi ahli.

“Lam marambalangan ma huida. Olo do mengkel manisia mamereng. Sipata, dohot iba maila” kata Marulak. Menurutnya, masih banyak figur berkompeten tetapi tak diberdayakan. Apa mereka tahu mengukur kubikasi kayu, jenis kayu dan mengukur luas hutan? (D01)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.