Anak PKL STM Pemda Sidikalang Tersengat Listrik Diluar Jam Praktek, Satu Tewas dan Dua Mengalami Luka Hangus

Dairinews-Sidikalang

Empat orang tersengat listrik, tiga diantaranya merupakan siswa yang sedang melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di salah satu bengkel di Sidikalang. Satu dari siswa PKL Henry Sinaga (17) yang merupakan siswa Kelas 11 STM Pemda Sidikalang meninggal.

Hal itu disampaikan Kanit Reskrim Polsek Sumbul Ipda HT Purba, melalui via telepon, Sabtu (12/11). Disebutkannya, tiga korban sedang dirawat di RSU Sidikalang yakni Marihot Manik (59) warga Jalan Kepas Nomor 23 Sidikalang yang merupakan pemilik bengkel, Markus Sihombing (18) warga Desa Dolok Tolong Kecamatan Sumbul, Abdi Rijal Sihombing (17) warga Desa Amborgang.

Kejadian berada di Kecamatan Pegagan Hilir, ke tiga anak PKL bersama Marihot Manik hendak menaikkan walas ke atas mobil derek, Kamis (10/11) sekira pukul 19.00 Wib. Sesuai informasi yang didapat, pada saat itu hujan turun. Saat mereka hendak menaikkan walas ke atas mobil, ada bagian mobil derek yang tersangkut di kabel tiang listrik. Sehingga mereka tersengat listrik.

Pihkanya sedang mendalami kejadian tersebut, kajadian itu akan dilidik ke pasal kelalaian. Namun, polisi belum mendapatkan keterangan, pasalnya sopir dan korban lainnya masih di Rumah Sakit Umum Sidikalang mendapat perawatan intensif, sehingga belum bisa memintai keterangan.

Sementara, Kepala Sekolah STM Pemda Sidikalang Bistok Sibarani mengatakan sangat menyesalkan pihak bengkel yang tidak memperhatikan keselamatan kerja para anak PKL saat melakukan kegiatan di luar jam praktek. Apa lagi kejadian itu sudah malam hari, yang senyogianya anak PKL sudah pulang.

“Saya sangat kesal kepada Marihot Manik, yang tidak memperhatikan keselamatan anak PKL bahkan mengakibatkan meinggal dunia. Karena sebab itu, siswa kami menjadi berkurang,” sebutnya.

Memang setiap memberangkatkan anak PKL, pihak sekolah membuat perjanjian kepada pihak penerima anak PKL secara lisan, bahwa siswa melakukan praktek yang dimulai dari pukul 08.00 setiap harinya, dan jam pulang tidak ditentukan, yang penting siswa tidak terkendala pulang ke rumah masing-masing. Artinya, bila pulang ker rumah, masih ada angkot.

Tidak adanya ditentukan waktu pulang, supaya anak PKL sempat membersihkan tempat mereka praktek (bengkel).  Selain itu, saat siswa melakukan pratek lapangan, sudah diserahkan tanggung jawab itu kepada orang tua. Sesuai perjanjian dengan pihak orangtua, apa pun yang terjadi di tempat praktek kepada siswa, tidak tanggung jawab sekolah.

Kendati demikian, pihaknya tetap memiliki tanggung jawab moral kepada siswa saat melakukan praktek lapangan. Dan hal itu diterapkan kepada Henry Sinaga.(D04)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.