Pasien Meninggal Diduga Akibat RSU Kehabisan Stok Obat

Dairinews.com-Sidikalang

Puluhan  warga menamakan diri Masyarakat Anti Pembodohan menggelar pertemuan terkait layanan dan keuangan rumah sakit umum Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Pada dialog dimediasi Ketua Komisi C DPRD, Edward Munthe, juru bicara Dina Lumban Tobing mengungkap, pasien peserta operasi caesar meninggal dunia diduga akibat kekosongan stok  obat di lembaga  layanan kesehatan dimaksud.

Seperti motto RSU, ‘malum’, nungnga malum be sahit no tondong nami i saleleng ni leleng na.Boru Manullang beralamat di Desa Jumantuang meninggal, kata Dina. Kasus tersebut terjadi jelang Paskah kemarin. Pembicara ini menuntut manajemen mewujudkan layanan baik.  Rencana pemasangan pagar tidak lebih penting ketimbang pelayanan termasuk ketersediaan obat dan kecelatan penanganan medis.

Sementara itu, Passiona M Sihombing dan Elias Togatorop mempertanyakan, bagaimana  RSU punya hutang sampai Rp7 milliar seja tahun 2015.  Kekosongan stok obat merupakan  substansi yang tidak masuk akal.  Eias bersama Duat Sihombing dan Ture Simamora mendesak kejaksaan mengusut dugaan penyimpangan  keuangan.

Direktur RSU,  Henry Manik mengatakan, saat ini obat untuk pasien BPJS sudah tersedia. Tak ada lagi pasien dibebani belanja. Dia tidak tahu darimana data menyatakan hutang Rp7 milliar.  Menurutnya, mereka punya hutang Rp5 milliar dan memiliki piutang Rp2 milliar terhitung Januari 2017. Diutarakan, klaim ke BPJS dibayar per triwulan.

Sementara itu, Kepala BPJS, Ricardo Pakpahan menandaskan, harusnya varifikasi data pasien dilakukan setiap hari. Dan sistem ini tidak berjalan. BPJS tidak pernah berniat menahan  dana  klaim. Justru, kalau menumpuk, berpotensi jadi temuan atasan. Dia menyebut, pembayaran bisa dilakukan setiap bulan. Bukan per tiga bulan.

Terpisah, dokter di RSU mengungkap, pasien masih saja disuruh beli obat. Cerita di luar kayaknya obat sudah ada.  Realitasnya, pasien masih  saja disuruh beli. Selain itu, keluarga pasien di ruang Anggrek membenarkan, dirinya menyaksikan  teman disuruh belanja ke apotek seharga Rp129 ribu.

Saksi ini mengutarakan, kala dia menjaga keluarga, dokter memberi resep berlogo RSU kepadanya. Tak lama kemudian, perawat menarik kertas itu lalu mengganti resep dengan lembaran tanpa cop surat. Ketika obat dibeli di apotek swasta, permintaan tak dilayani.  Pasien akhirnya  dilayani pakai obat dari rumah sakit. (D01)

1 Komen
  1. Tom berkata

    Bahhhh, ngeri kali itu RS Sidikalang itu… apa gak ada lagi manusia berhati nurani bidang kesehatan di Sidikalang ini…!? Woyyyiihhh, maenkan aja ke pusat, biar pusat yg turun tangan… mana pake utang lageeeee…
    wajar dong kurang layanan dari BPJS kalo terutang. Aneeeehhhhh, kok lbh mantap kelolaan RS swasta drpd RS-nya negara yaaaa…
    apa gak ada RS swasta di Sidikalang na balau ini yg menerima layanan BPJS…!?
    Tutup aja RS swasta yg tidak melayani BPJS. Kolot kali pun Sidikalang ini ttg pelayanan kesehatan…
    Busrik dehhhh

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.