Tertipu Undian Bodong, Abang Beradik ‘Marsibabbapan’
Dairinews.com-Lae Nuaha
Abang beradik Taripar Sianturi dan Porman Sianturi terlibat perkelahian di rumah ayah mereka Sautma Sianturi gelar Oppu Paulus (53) di Dusun 7 Lae Babo Desa Lae Nuaha Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Sabtu (13/05/2017) sekira pukul10.00 Wib. Lantaran melerai duel, tangan kiri Oppu Paulus terkilir.
Menurut Oppu Paulus, perkelahian bermula dari ucapan emosional Taripar. Diutarakan, pagi itu, Taripar datang ke rumah. Kediaman Taripar berjarak beberapa puluh meter dari rumah sang ayah. Saat bertemu, Porman mau pinjam uang untuk pemenuhan suatu kebutuhan. Oppu Paulus menyebut, mereka akan memperoleh mobil hasil undian berhadiah. Kabar pemenang diperoleh lewat surat yang ditemukan istrinya boru Bintang di teras. Uang senilai Rp2.970.000 sudah ditransfer via BRI. Jadi, diperlukan lagi Rp 7 juta lebih. Dan, ucapan itu membuat Taripar marah.
Oppu Paulus mengatakan, Taripar melontarkan kalimat kasar. Yang berujung berantem. Taripar sempat membanting meja hingga kaca pecah.
“Sai uang ma adong angka gelleng si songon on. Nungnga padua hali on ahu diantuk. Parsuma pinasingkolahon. Hape ninna supir ni Bupati” kata Oppu Paulus dengan nafas terengah-engah saat didatangi anggota Polres Dairi.
Porman bersikukuh, undian berhadiah tersebut sah. Sebab, pengundi berpangkat kombes sebagaimana tertulis di keras pemberitahuan. Dia semakin yakin menyusul adanya telepon. Porman menunjukkan merek perusahaan penyedia hadiah PT Wingsfood Jakarta Indonesia beralamat di Jalan Gatot Subroto Jakarta
Kapolres AKBP Deni Tabrani dan Wakapolres Kompol Marojahan Siahaan turun menemui Oppu Paulus dan Porman. Ditandaskan, praktik itu adalah penipuan. Polisi tak pernah terlibat dalam penarikan undian berhadiah sedemikian. Namun, penjelasan itu sempat membuat Porman tak merubah pendirian. Ini ada tanda tangan dan fotonya. Sah, kata Porman lagi.
Tak lama kemudian, Taripar datang ke rumah itu. Sembari menunjukkan kening benjol, dia bersedia dibawa ke kantor polisi. Intonasinya tedengar tak bersahabat kepada orang tua dan adiknya.
“Boha nama hepeng nami i” kata Porman sembari mengikuti arahan polisi untuk dibawa. (D01)