Secara Umum Proyek Perpipaan dan Irigasi tak Berfungsi
Dairinews.com-Sidikalang
Inspektur pada Pemerintah Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Edward Hutabarat di gedung DPRD Dairi di Jalan Sisingamangaraja Sidikalang, Rabu (05/07/2017) mengatakan, secara umum, proyek pembangunan perpipaan dan irigasi tahun 2016 tidak berfungsi. Fakta itu juga sesuai temuan legislator saat kunjungan lapangan.
Perpipaan ditujukan guna penyediaan air bersih dikelola Dinas Cipta Karya sedang pembangunan irigasi ditangani Dinas Pertanian. Diakui, pihaknya tidak melakukan pengawasan pasca pekerjaan berakhir lantaran fokus supercisi proyek dana desa. Pemantauan dilakukan medio Oktober 2016 ketika fisik dilaksanakan. Hutabarat membatah gagal dalam pengawasan.
“Saya tidak merasa gagal. Kan ada pengawas internal dari SKPD masing-masing. Harusnya mereka benar-benar menjalankan fungsi. Dengan demikian, konstruksi dihasilkan sesuai desain. Kalaun tak cocok, jangan diteken sehingga uang tak boleh cair” tandas Hutabarat . Dia membenarkan, jumlah proyek irigasi dan perpipaan mencapai puluhan titik dengan nilai besar. Namun, dia tak memiliki data detail saat diwawancarai.
Untuk proyek irigasi, Hutabarat mengungkapkan, pekerjaan di Desa Berapu dan Sopokomil diduga bermasalah. Selanjutnya sistem distribvusi perpipaan di Desa Berampu, air tak mengalir. Parahnya, di Desa Berampu ternadi tumpang tindih kegiatan. Satu dibiayai APBD dan satu lagi ditalangi dana desa. Yang pasti, bikinan Dinas Cipta Karya tak bermanfaat. Bahkan, ada pipa pecah diduga lantaran kedalaman tanam terlalu dangkal.
Koordinasi antara Dinas Cipta Karya dan PDAM Tirtanciho kurang baik. Waktu perencanaan diikutikan, lalu saat bagi kue, PDAM ditinggal. Sehubungan itu, para pihak terkait akan diundang untuk mencari solusi.
Ditanya bagaimana bisa Pemkab Dairi meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terkait Laporan Hasil Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan tahun 2016, Hutabarat menyebut, proyek itu tidak masuk dalam objek.
Wakil Ketua DPRD, Benpa Hisar Nababan mengatakan, WTP bukanlah sesuatu yang terlalu dibanggakan. Tujuan pembangunan adalah mensejahterakan masyarakat, Meningkatkan kualitas hidup. Sayangnya, pemerintah mengedepankan penghargaan dan reputasi ketimbang faedah bagi warga. Dia pun merahukan objektifitas auditor. Kalau riil, tak pantas dapat WTP.
Realitas ini sungguh mengerikan. Dialokasikan uang beratus juta tetapi air bersih tak dalan. Digelontorkan uang ratusan juta, irigasi tak bisa dipakai. Padahal, di jaman dulu, bermodalkan semangat gotong royong, irigasi terbangun dan dirasakan masyarakat. (D01)