Produktivitas Kunci Sukses Agribisnis Kopi Sidikalang
Dairinews.com-Sibura-bura
Jaminan produktivitas adalah kunci sukses agribisnis Kopi Sidikalang. Kalau produksi bisa dinaikkan ke level rata-rata 3 ton per hektar per tahun, kemakmuran masyarakat dipastikan diraih.
“Jika ingin bangkit seperti era dulu, tingkatkan produksi” kata Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatera Utara, Saidul Alam di sela menghadiri penutupan Pesta Njuah-Njuah di Stadion Panji Sibura-Bura Sidikalang, Sabtu (30/09/2017).
Diterangkan, panenan kopi di Kabupaten Dairi, umumnya berada di angka 600 kilogram per tahun. Realitas ini berdampak pada kurangnya gairah budidaya. Petani cenderung mengeluh lantaran merasa kurang beruntung. Ditekankan, sebagian dari penerimaan panen, seyogianya dikembalikan ke tanaman dalam bentuk pupuk. Di Vietnam dan Brazil, kata Saidul, jenis arabica dan robusta menyumbang 3 ton per hektar per tahun.
“Kalau ada penjualan semisal Rp5000, maka Rp1000 harus dikembalikan. Beli pupuk agar akar mendapatkan pasokan hara dari dalam tanah” ujar Saidul. Menurutnya, paradigma tersebut wajib diterapkan. Jangan mau produksi sebesar-besarnya tetapi enggan tabur kompos.
Dia yakin, kalau diberi pemupukan intensif dan teratur, ekonomi rakyat pasti bangkit. Jadi, kendala bisnis kopi bukan pada harga. Persoalannya adalah produksi. Diterangkan, minimnya produksi membuat Kopi Sidikalang kian tenggelam dalam perdagangan internasional.
Lantaran produksi relatif sedikit, pengusaha lokal melego ke Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara dan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Namanyapun beralih jadi Kopi Lintong. Sebagai bukti ingin membangun petani Dairi, Saidul menyebut, menyumbangkan 100 ribu bibit kopi arabica siap tanam.
John M Sianturi pengusaha kopi mengatakan, sesungguhnya pangsa pasar terbuka lebar. Hanya saja, terasa ada ketimoangan dalam perawatan tanaman. Dia sependapat, pemupukan adalah syarat meraih produksi.
Dia mengapresiasi para petani yang kembali menggeluti komoditas ini. Peremajaan dan replanting banyak dilakukan warga. Sebagian penduduk yakin, bahwa kopi sumber kesejahteraan, sebagaimana terbukti puluhan tahun silam.
Diakui, sejak tahun 1990 an, popularitas Kopi Sidikalang kian surut. (D01)