Dairinews.com-Sidikalang
Kepala SMA Negeri 1 Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Anna Lowisa Sianturi di ruang kerja, Senin (23/10/2017) menandaskan pertanggungjawaban dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2016 telah diselesaikan. Dia mengelola hanya 1 semester.
Diakui, dalam pertanggungjawaban, dituliskan adanya pembelian bibit jagung sebanyak 20 kilogram. Pada kenyataan, pembelian hanya sebanyak 15 kilogram. Hal itu dilakukan lantaran tidak semua aktivitas sekolah ditampung di BOS.
Diterangkan, bibit itu ditanam di belakang ruang kelas. Hasil panen menjadi kas siswa. Memang, sebagian mati. Ditanya seberapa luas lahan dimaksud mengingat kebutuhan bibit jagung per hektar biasanya 25 kilogram, Anna menyebut, tidak punya ukuran detail.
Didampingi Wakil Kepala Sekolah, Bernardus Munthe, Anna menerangkan, selain penanam jagung juga dilakukan budidaya kacang panjang, kangkung darat, kacang tanah, bayam hijau dan cabe hibrida dan terong. Pihaknya juga membeli pupuk an organik dan kompos. Kegiatan itu merupakan bagian Adiwiyata. Langkah ini ditujukan melahirkan semangat cinta lingkungan. Sebagian dana BOS juga dipakai beli pot, lalu ditanam bunga.
Data diperoleh Dairinews.com, pupuk TSP dibeli sebanyak 675 kilogram (Rp6.075.000), urea tabur 525 kilogram (Rp4.725.000), pupuk kandang 775 kilogram (Rp1.550.000), NPK 480 kilogram (Rp6.000.000), KCl 480 kilogram (Rp5.136.000).
Selanjutnya, kuantita benih masing-masing kacang panjang 10 kilogram, kangkung darat 20 kilogram, kacang tanah 20 kilogram, bayam hijau 28 gram, terong 2 gram, cabe hibrida 51 gram.
Seterusnya, insektisida 9 liter (Rp4.257.000), fungisida 16 kilogram (Rp5.648.000), dan herbisida 8 liter (Rp1.088.000).
Seorang guru menjelaskan, sepengetahuannya, pihak sekolah tak pernah membeli kompos. Bahan nutrisi tanaman itu dibebankan kepada siswa. Muridlah disuruh membawa kompos. Dia meragukan akurasi kegiatan. Sumber tak pernah menengok urea,KCl, NPK dan pestisida sebanyak angka di atas. (D01)
Bahhh… lihat jumlah pupuk, bibit, serta kompos, SMA N 1 Sidikalang ini berubah jadi SMK Pertanian atau SPMA jaman dulu ini kayaknya ???
Serius kali bertani-nya bahhh…
tapi katanya lahan cuma di belakang sekolah. Kira2 berapa hektare lahan di belakang kelas SMA N 1 Sidikalang ini yaaaa ???
matekkihhhhh ???