Diduga Selewengkan Bedah Rumah, Sekdes Parbuluan IV Didesak Dicopot
Dairinews.com-Sidikalang
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Benpa Hisar Nababan mendesak Bupati mencopot JS Sekretaris Desa Parbuluan IV dari jabatan tersebut. Itu terkait dugaan penyelewengan dana bedah rumah tahun 2017.
Kabar ini beredar dan ramai diperbincangkan. Oknum Sekdes itu turut menjadi peserta bedah rumah padahal dianya sudah memperoleh penghasilan tetap dari pemerintah serta keluarga bukan kategori miskin. Selain itu, pengusaha juga memperoleh dana stimulan dimaksud.
“Program bedah rumah hanya ditarget kepada keluarga pra sejahtera. Kalau Sekdes malah kebagian, itu indikasi bahwa kegiatan ini rawan penyelewengan” ujar Benpa di gedung dewan di jalan Sisisngamangaraja, Selasa (21/11/2017). Sehubungan itu, harus ada sanski. Dicopot saja. Keikutsertaan menjadi peserta bedah rumah mencerminkan oknum itu bukan pelayan publik yang baik.
Bila tidak ada sanski, serupa saja dengan ecek-ecek. Katanya mengentaskan kemiskinan. Tetapi kenyataannya, berpotensi besar dikuasai orang berkecukupan. Bupati mesti tegas, kata legislator PDI Perjuangan ini.
Benpa menduga, ada penyimpangan tersistem. Bukan hanya melibatkan Sekdes. Oknum kepala desa hingga camat diduga punya andil. Merekalah yang tahu siapa rakyat miskin di wilayahnya namun justru diabaikan. Camat punya andil dalam verifikasi.
Sebelumnya, Wakil Bupati Irwansyah Pasi menandaskan, Sekdes tidak boleh menjadi peserta. Bedah rumah dikhususnya buat masyarakat kurang mampu. Sekdes itukan sudah punya penghasilan tetap.
“Tidak bisa itu. Saya tidak setuju” kata Irwansyah didampingi Kabag Humas Erika Hasugian.
Sekretaris Desa, Jasiden Saragih membenarkan, dianya memperoleh bedah rumah sebanyak 1 unit di Dusun 4. Rumah itu tidak lagi ditempati. Dia pindah ke dusun 1.Penghasilan sebagai Sekdes Rp1,6 juta da istrinya honor di Puskesmas Rp1,8 juta per bulan.
Jasiden menyebut, dirinya bukan miskin tetapi tidak mampu membangun. Dibenarkan, seorang pendeta tinggal di Pastori ( rumah dinas) turut menjadi peserta walau rumah hasil bedah tak didiami.
Sebagaimana diketahui, Bungaria boru Nainggolan (58) tinggal di Dusun 1 Sigalingging berjarak 1 kilometer dari kantor camat — terabaikan dari kegiatan bedah rumah. Janda ‘na pogos jong’ itu bermukim di gubuk derita berukuran 3 x 3 meter berantai tanah tanpa sekat, tanpa listrik dengan atap karatan.Rumah Oppung ini tidak mempunyai kamar mandi.
Biaya hidup mengandalkan upahan di ladang orang Rp50 ribu per har. Dalam seminggu, dia menjual tenaga 2 sampai 3 kali. (D01)