- Advertisement -

- Advertisement -

Polres Pakpak Bharat Peduli Penyandang Disabilitas

Dairinews.com-Sibongkaras

Kepolisian Resor (Polres) Pakpak Bharat Sumatera Utara mengumpulkan dana secara sukarela guna membantu bocah penyandang disaiblitas, Sampang Tinambunan (9). Aksi sosial dimaksud diinisiasi Kapolres, AKBP Ganda Saragih.

Kegitan dilaksanakan di Mapolres diikuti 100 an personel serangkaian serah terima 3 pejabat utama, Sabtu (23/12/2017).

Mari kita buka hati. Ada anak yang sangat membutuhkan belas kasihan kita semua. Sebagai umat beragama, seyogianya saling peduli, kata Saragih. Kotak amal pun dijalankan termasuk kepada Bhayangkari.  Terekam, Saragih masih hitungan  hitungan minggu menerima tongkat komando di wilayah hukum itu.

Kasat Binmas, Nasution menyebut, terkumpul Rp3.723.000. Donasi diserahkan  Saragih kepada orang tua  Sampang, Saor Tinambunan dan ibu Sarma brru Berutu.  Selain dalam bentuk uang, penyandang melati 2 ini memberi seragam sekolah termasuk sepatu, alat tulis, bola, catur dan lainnya.

“Tetap semangat ya, Sampang…Kalau ke Salak, singgahlah ke kantor. Pintu terbuka untukmu” kata Saragih sambil memangku bocah pelajar kelas 2 SD  yang lahir tanpa kedua tangan. Saragih menunjukkan kasih sayang lewat bermain catur. Sampang terampil memakai jari kaki mengangkat  anak catur akai jempol dan jari telunjuk. Dia kemudian menulis nama Kapolres pada sehelai kertas pakai jari kaki.

Saragih berharap, suatu waktu  Sampang bisa menggemparkan dunia lewat talenta yang dimiliki. Tahi lalat berukuran uang logam di dada punya makna tersendiri. Diperlukan motivasi berbagai pihak agar potensi tumbuh lebih cepat. Perwira menengah ini mennandaskan, Sampang jadi anak asuhnya. Dia siap membiayai  pendidikan.

Kunjungan Saragih didampingi Kasat Reskrim AKP Alexander Piliang, Kanit Tipikor Ipda Donal Tambunan dan belasan personel. Saragih harus menempuh medan berat kendati jarak dari kantor Bupati di Salak hanya hitungan 30 kilometer. Permukiman itu  jauh tertinggal.  Akses ke kediaman Sampang identik jalan ke ladang atau kerap disebut jalan tikus.

Jalan belum diaspal, seakan ‘diterlantarkan’ pemerintah.  Butuh waktu 2 jam sekali perjalanan.  Infrastruktur di sana terdiri dari serakan batu tajam, lumpur dengan topografi kelokan membahayakan. Rombongan mengendarai motor trail sesuai  kondisi.

Sarma brru Berutu disaksikan Kepala Desa Darmianto Berutu menangis haru menerima kunjungan Saragih. Dia tak pernah menyangka bakal mendapat atensi menyusul  tempat tinggal mereka sangat terpelosok. Hidup mereka sangat susah.  Berada di tengah hutan dengan bertani tradisional.

Semoga bapak diberi rejeki lebih besar. Semoga cepat naik pangkat. Kami bangga punya polisi seperti bapak, kata Sarma.

Diutarakan, kendati putra kedua dari 6 bersaudara itu tidak sempurna, semangat belajar tetap tinggi. Dia berangkat dari rumah ke sekolah pukul 06.30 Wib. Perjalanan butuh waktu 1 jam melintasi lumpur dan tanjakan serta kerikil lepas.  Dalam satu hari, Sampang harus berjalan selama 2 jam pergi-pulang.(D01)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.