Pdt Thamrin Simatupang: Dang Habilangan Pasu-Pasu Ni Debata

Dairinews.com-Sidikalang

Pendeta Thamrin Simatupang, mengajak jemaat  optimis menjalani tahun 2018.  Sesungguhnya berkat Tuhan tiada terhitung. Dang habilangan pasu-pasu ni Debata. Dang haputihan hita. Tetapi, terkadang kita lupa bersyukur membuat kita cemas menjalani hari yang akan datang.

Seyogianya, setiap insan senantiasa bersyukur. Bagaimana caranya bersyukur? Membuka hati kepada Yesus. Lalu, bagaimana agar hati terbuka? Hitungkah betapa besar karunia yang kita terima. KebesaranNYA melampaui akal manusia.

Hal tersebut disampaikan Simatupang  pada kebaktian malam terakhir di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Resort Khusus Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara di jalan Sakti Sidikalang, Minggu (31/12/2017). Mukjijat ada setiap waktu. Sayangnya, kita terkadang lupa. Kesehatan adalah anugerah luar biasa. Kebersamaan juga adalah berkat.

Terbitnya matahari di pagi hari dan bulan di malam hari, tak mampu diselesaikan hanya mengandalkan logika.  Seluruh isi bumi memuji Tuhan. Kala waktu telah menunjukkan pagi,  burung berkicau dan kala mentari kian cerah, kembang dan tanaman  tumbuh segar. Bersamaan itu, ayo Pujilah Dia.

Bila ada yang hilang di tahun 2017, sesungguhnya, tandas Simatupang,  harapan di hari esok jauh lebih besar. Jangan sesekali putus asa. Andalkan Dia dalam setiap langkahmu! Yakinlah. Tuhan tak pernah membiarkanmu jalan sendiri.

Diutarakan, GKPI menetapkan tahun 2018 sebagai masa pencitraan. Itu dilatarbelakangi melemahnya semangat berbagai komponen. Dang sabas be na ma GKPI i. Ini bertolak belakang dengan era awal pendirian lenbaga kerohanian tersebut. Dulu , masing-masing mencurahkan  segala kemampuan baik fikiran maupun finansil demi eksistensi gereja.

Belakangan ini, cenderung melemah. Pangula ni huria antar godang menuntut ruas. Songon i nang ruas, antar godang manuntut pangula ni huria. Ke depan, komitmen harmoni dan kesetian serta gotong royong harus dipupuk kembali. Mari berlomba melakukan yang terbaik demi Tuhan.

Pun demikian bersemangat menyampaikan firman Tuhan, Simatupang masih menyisakan sedikit kekecewaan. Jumlah peserta ibadah malam itu terbilang paling minim sepanjang sejarah selama 10 tahun terakhir. Berada di kisaran puluhan orang. Dia berharap, dimanapun berada, umat tetap menghitung berkat Tuhan.  (D01)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.