Bayi Keracunan Insektisida Diduga Tak Diurus Puskesmas Tigalingga

- Petugas Minta Uang Ambulance Rp550 Ribu

Dairinews.co-Tigalingga

M Ali Pasaribu penduduk  Buluh Rintang Desa Juma Gerat Kecamatan  Tigalingga  Kabupaten Dairi Sumatera Utara mengeluhkan layanan buruk Puskesmas Tigalingga.  Melalui pembicaraan telepon, Kamis (08/03/2018), diungkap bahwa  Sadikin Soleh Pasaribu (1,5) putra dari  Elias Pasaribu/Nurhayati Ujung diduga  tak memperoleh  pelayanan wajar di kala bayi dalam kondisi kritis. Obat apapun tak diberi. Bocah ini akhirnya meninggal dunia.

Ali menerangan,  peristiwa duka tersebut terjadi dua pekan lalu, Jumat (23/2).  Dijelaskan, si bayi yang tengah belajar berjalan  menyentuh curater di rumah. Tanpa sengaja, butiran insektisida itu masuk ke mulut. Sementara Nurhayati sedang menggoreng pisang.

Nurhayati kaget menengok mulut si buah hati berbuih. Orang tua khawatir. Beberapa detik kemudian, Ali membonceng Nurhayati naik sepeda motor bersama  Sadikin ke Puskesmas. Di sana, mereka menjumpai petugas. Mereka diminta membaringkan. Mulut Sadikin  dibuka  dan kemudian dimerengkan sesuai petunjuk.

Ali mengatakan, petugas  bertelepon tak diketahui dengan siapa. Mereka sudah menanti 20 menit  namun merasa  pasien tak diurus. Ali mengutarakan, petugas meminta mereka menyediakan uang ambulance sebesar Rp550 ribu agar dirujuk ke RSU Sidikalang.  Si ibu menjawab tak punya, apalagi berangkatnya buru-buru.

Merasa tak ditangani, kata Ali, dia melarikan  bayi naik sepeda motor  ke Sidikalang. Dan dalam perjalanan, mereka ketemu teman yang  menawarkan bantuan mobil. Menurutnya, layanan RSU cukup baik ditandai kesigapan.

Begitu mereka tiba dan melihat Nurhayati memangku bayi, perawat langsung sibuk. Namun,  Sadikin  akhirnya meninggal dunia.

“Saya ingin, personel menegakkan disiplin. Kadis Kesehatan perlu  bertindak sesuai kode etik”  kata Ali.  Jangan ada lagi korban berikut.

Kepala Puskesmas, dr Evimayanti Ginting belum berhasil diminta tanggapan. Kata staf, sedang di lapangan. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Herlina Situmeang mengatakan, mereka tidak pernah menelantarkan pasien.

Kebetulan, pada hari itu  Kepala Puskesmas sedang ujian S2 di Medan. Jadi harus dihubungi lewat telepon.  Komunikasi tidak langsung nyambung. Namanya juga ikut ujian.  Diutarakan, dalam penanganan pasien , khususnya kondisi emergency, mesti menurut petunjuk  dokter.

Herlina tidak tahu terkait pengenaan uang ambulance. Kalau itu,  tanya Kapus,lah, katanya. Dia juga tak tahu apa payung hukum pengenaan biaya transportasi. Dibenarkan,  unit ini memiliki 2  mobil ambulance dalam kondisi baik. (D01)

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.