Eddy Berutu Target Kembalikan Keemasan Kopi Sidikalang

Dairinews.co-Sidikalang

Calon Bupati Dairi Sumatera Utara, DR Eddy Kelleng Ate Berutu  menegaskan, era keemasan Kopi Sidikalang harus diraih kembali. Puluhan tahun silam, ‘Sidikalang Coffee’ sudah terkenal hingga mancanegara. Kala itu, rakyat merasakan kemakmuran.  Sayangnya, belakangan  ini, komoditas unggul tersebut  tereliminasi  dalam persaingan pasar. Tidak dapat dipungkiri, kelemahan itu  terkait mutu.

Eddy didampingi unsur tim pemenangan Pisser Agustinus Simamora  di sela menghadiri Pesta Pernikahan putra TH Tambunan (Sasta),  Christian Parlinggoman Tambunan & Norika Filda Sianturi di Sopo Godang HKBP Sidikalang, Senin (12/03/2018) menerangkan, pembenahan  budidaya, pasca panen hingga pemasaran merupakan skala prioritas program pembangunan andaikan  dipercaya menjadi kepala daerah.

Menurutnya, penyediaan bibit unggul adalah harga mati. Dalam sistem pertanian, bibit bersertifikat punya korelasi terhadap produksi dan kualitas.  Dia  punya obsesi, seluruh petani akan memperoleh bibit secara gratis. Yakni diproduksi oleh balai penelitian atau perusahaan berlabel. Bibit kultur jaringan memiliki nilai plus dimana  masa panen lebih dini dan batang lebih jagur serta usia produktif lebih panjang.

Seterusnya, kata kandidat berlatar belakang profesional di bidang ekonomi, petani harus mendapat  pendampingan dan penyuluh pertanian. Sehubungan itu, pengetahuan PPL mesti ditingkatkan melalui  bimtek. Pemerintah mesti mempersiapkan  tenaga  ahli yang siap memberi pencerahan, termasuk mampu mengatasi serangan hama penyakit.

PPL akan memaparkan bagaimana cara pemupukan berimbang, pemangkasan, urgensi pohon pelindung termasuk cara petik yang benar. Seyogianya, petani diorganisir  dalam wadah kelompok sehingga mereka mudah mendapat setiap informasi.

Eddy mengutarakan, kelompok tani  perlu dibimbing ke ranah bisnis. Hal ini penting agar mereka mendapatkan nilai tambah.  Warga dilatih teknik pembuatan bubuk atau siap saji berikut kemasan.  Pasca panen ini bisa mengatasi fluktuasi  harga sekaligus solusi stabilitas.

Di berbagai daerah, ragam hasil tani memberi hasil nyata bagi perekonomian masyarakat. Di Jogjakarta, ubi jalar laris manis diolah jadi kue, selanjutnya dikategorikan sebagai oleh-oleh khas. Nah, kalau mereka bisa, tentu petani Dairi juga sanggup. Tantangannya, dibutuhkan   sentuhan  riil pemerintah.

Dalam hal pemasaran, kata Eddy, berbagai ruang harus ditembus dan dijadikan sarana ekspo. Diantaranya bandara, hotel dan super market.  Terbuka kesempatan membuka konter di bandara internasional sekaligus area promosi  wisata. Pertemuan akbar semisal skala nasional  ditembus untuk mengambil hati konsumen. Kala itu,  kemampuan komunikasi top manajemen diuji dan dipertaruhkan di mata rakyat.

Selain itu, kementerian, konsulat hingga kedutaan perlu dilobby mengarahkan  produk ini sebagai  suguhan meeting. Perlahan tapi pasti, ‘Sidikalang Coffee’ akan kembali memiliki brandeed.

Ini bukan angin sorga. Program dimaksud  dapat diwujudnyatakan dan berdampak nyata  bagi masyarakat, kata Eddy.  Ditambahkan, pertokoan di lintasan Sidikalang-Medan didorong  menjadi sarana penjualan.  Ketika konsumen  butuh, mereka tinggal beli  di jalur ini.  Semakin banyak toko menjajakan, maka pemasaran  kian lancar.  Sesungguhnya, pasar kopi dunia terbuka lebar.  (D01)

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.