Terlantarkan Ratusan Pasien, Dokter Diancam Pecat
Dairinews.co-Sidikalang
Kedatangan 25 dokter RSU Sidikalang ke kantor Bupati Dairi Sumatera Utara diklaim bukan aksi mogok kerja.
“Kami bukan mogok. Tujuannya adalah menuntut hak” kata dr Saut Simanjuntak SPOG, Senin (04/06/2018). Sebab, sesuai Peraturan Bupati, mulai tahun 2018, jasa medis tidak lagi disalurkan dengan dalih tunjangan penghasilan ganda. Sementara hasil konsultasi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ujar Saut, hal itu tidak bertentangan.
Saut menjelaskan, usai bertemu Bupati, Johnny Sitohang selama 1 jam, dokter melanjutkan agenda ke Kejaksaan Negeri (Kejari) untuk konsultasi. Menurutnya dokter kurang paham tentang hukum.
Diterangkan, dalam penanganan pasien, baik BPJS maupun umum, dokter dan tenaga medis lainnya memperoleh jasa. Nah, itu yang dituntut. Kalau tidak, dikemanakan uangnya?
Menurutnya, Sekretaris Daerah, Sebastianus Tinambunan marah-marah kepada dokter. Saut menyebut, mereka diancam pecat. Sebastianus masuk ke ruangan lalu mengambil foto.

“Kami sudah kerja. Saya sudah melaksanakan operasi. Memang pasien rawat jalan tak mendapat penanganan” kata Saut. Soal foto dokter ditemukan tertidur, Saut menyebut, mereka kelelahan. Kan capek…Ada yang minta makan, terus dibeliin.
Sebastianus mengaku marah. Aksi mogok dokter berakibat penelantaran pasien. Siapa tidak marah kalau nengok dokter ada yang tidur sementara pasien sudah menungu sejak pagi. Ditandaskan, peserta aksi mogok akan dikenai hukuman. Apalagi, diantara rombingan, ada berstatus dokter spesialis wajib masuk selama 1 tahun (magang-red).
Dikatakan, tidak diperkenankan adanya penerimaan penghasilan ganda. Tinggal pilih! Ambil insentif atau jasa medis. Menurutnya dokter spesialis mendapatkan ratusan juta setiap bulan.
Direktur RSU, Henry Manik menyesalkan aksi mogok kaum intelektual itu. Dari sisi etika kedokteran, tentu kategori sangat jelek. Sebanyak 6 pasien terpaksa dirujuk eskes mogok dimaksud.
Nikson Nainggolan penduduk Desa Soban Kecamatan Siempat Nempu menerangkan dia datang untuk pemeriksaan kehamilan istri, boru Tamba. Ditunggu sejak pagi, tak juga ada panggilan. Pasien ditelantarkan. (D01)