Harga Elpiji Terkesan tanpa Pengawasan

Dairinews.co-Sidikalang

Harga elpiji 3 kilogram di Kabupaten Dairi  diduga tanpa pengawasan pemerintah. Produk bersubsidi  tersebut  kian langka belakangan ini. Sementara harga terus melambung di atas Rp25 ribu. Kayaknya main suka-sukalah…

Demikian disampaikan Rohudson Sagala, warga Perumnas Kalang Simbara Desa Kalang Simbara Sidikalang,  Rabu (12/09/2018). Di daerah tempat tinggalnya di  kawasan permukiman padat penduduk itu,bahan bakar dimaksud dibeli seharga Rp26 ribu per tabung di kios pengecer. Sepengetahuannya, harga eceran tertinggi versi [emerintah Rp17.500.

Menurutnya, pemerintah tidak tegas. Membiarkan rakyat korban ketidakadilan serta tanpa proteksi.  Rohudson mempertanyakan, ada apa di balik keengganan pemerintah menindak oknum nakal? Kalau di Sidikalang saja begitu, bagaimana lagi di pelosok desa?

Seorang warga Perumahan Rorinata Desa Sitinjo 2 Kecamatan Sitinjo juga mengemukakan keluhan serupa. Harga beli Rp26 ribu. Barang susah ditemukan di pengecer. Keputusan Bupati tentang HET tidak ‘diterge’.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Rahmatsyah  Munthe menerangkan, kuota elpiji 3 kilogram ke Dairi sebanyak 6969 metrik per tahun. Kalau dirata-ratakan, sekitar 2 juta ton per bulan. Sesungguhnya, pasokan relatif memadai.

Dijelaskan,  biaya pengawasan produk bersubsidi termasuk elpiji sudah diplot di APBD. Uang itu diposkan di Bagian Perekonomian. Seyogianya, harga tak boleh melampaui keputusan Bupati.

Dijelaskan, di daerah ini tercatat 5 agen. Yakni  PT Arke Mitra Gasindo, PT Sada Gas Arihta, Tiurmaida Gasindo Jumpauli, PT Kayla Elnino Gasindo dan Mahohina Karosina Gasindo. Masing-masing agen mengurus dan mengontrol pangkalan. Karenanya, agen berhak menindak pangkalan kalau bikin harga melenceng. Bisa saja tak diberi jatah.

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.