- Advertisement -

- Advertisement -

Remigo Ditangkap KPK, Warga Kirim Papan Bunga Ucapan Selamat

Dairinews.co-Sidikalang

Papan bunga ‘selamat dan sukses’  sebagai tanda apresiasi masyarakat atas operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi ((KPK) terhadap Bupati Kabupaten Pakpak Bharat, Remigo Yolando Berutu dipajang di pelataran kantor anti rasuh tersebut.

Sumber minta nama tidak ditulis menyebut, dia memang sengaja memesan papan bunga sebagai  dukungan terkait kinerja KPK.  Selama ini, banyak laporan menyangkut oknum kepala daerah itu namun tak kunjung menunjukkan titik terang.

Lewat OTT, patut diduga, Remigo melakukan korupsi untuk mengamankan kasus  istri, ujar sumber berdomisili  di Jakarta.Remigo  kini meramaikan pemberitaan di televisi dan media lainnya namun mencoreng wajah daerah.

Penangkapan tersebut turut menjadi bagian  pidato pada pisah sambut Kapolres dari AKBP Ganda Saragih kepada AKBP David Leonard Simatupang, Rabu (21/11/2018). Ganda menyebut, turut prihatin.

Terpisah, Ketua Keluarga Besar Putra Putri Purnawirawan Polri (KBPPP), Pakpak Bharat, Charles Hutajulu mengatakan, langkah konkret KPK memberangus korupsi patut diacungkan 2 jempol. Siapapun pasti setuju atas kecepatan KPK hingga mengembangkan kasus tersebut.

Dengan Giahta Solin  mengatakan, pihaknya pernah menggelar unjuk rasa ke KPK di Jalan Rasuna Said Jakarta  tepatnya tahun 2010. Mereka menuntut pengusutan kasus korupsi. Kini, kerinduan itu terjawab sudah.

Menurutnya, praktik korupsi di daerah berusia belia itu bukanlah hal mengejutkan. Sebab, selama ini, sejumlah pejabat sudah banyak ditangkap polisi maupun jaksa.  Pertanyaan selama ini, kapan  oknum petinggi terjaring?

Untung ada KPK. Untung ada KPK, ujar Giahta. Menurutnya, kepemimpinan Remigo rawan pemborosan anggaran. Dicontohkan, sejumlah anggaran digelontorkan untuk pemeliharaan lapangan Napasengkut. Masih bagus tetapi dirobohkan. Fakta lain,  anggaran kepala daerah dan pejabat berlimpah sementara sejumlah penduduk masih berharap mendapatkan raskin.

Desa Sibongkaras Kecamatan Salak, kata  Giahta, hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari kantor Bupati. Perkampungan itu dibiarkan tertinggal dimana jalan tak kunjung diaspal dan tak memperoleh penerangan listrik. (D01)

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.