HKBP tak Boleh Didikte Penguasa
Dairinews-Sidikalang
Anggota Majelis Pekerja Sinode (MPS) HKBP, St Benpa Hisar Nababan tinggal di Desa Sitinjo Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi Sumatera Utara kepada wartawan di Sidikalang, Kamis (29/9/2016) mengatakan, komitmen suara kenabian kembali lahir dalam kepemimpinan Ephorus Ompui Pendeta Darwin Lumban Tobing.
Benpa menandaskan, lembaga kerohanian ini harus mandiri. Tak boleh diintervensi penguasa atau partai politik. HKBP adalah HKBP. Lewat kemandirian, setiap pendeta akan berani menyatakan sebuah kebenaran termasuk di depan publik.
“Ngak boleh lagi pendeta atau panitia perayaan main proposal untuk suatu kegiatan. Kalau ketahuan, sanskinya berat” tandas Benpa.
Sadar atau tidak sadar, pola selama ini telah menghalalkan segala cara tanpa memandang dari mana sumber uang. Misalnya, oknum panitia yang punya kepentingan politik mengundang kepala dinas, kepala bidang atau kepala bagian hingga kepala seksi untuk pesta. Uang terkumpul memang besar. Hanya saja, sepertinya, tidak pernah ditelusuri, apakah pemberian itu diambil dari jalur yang bersih?
Mungkinkah seorang kepala seksi menyumbangkan Rp 1 juta untuk sehelai ulos? Relakah mengorbankan gaji? Tetapi karena diduga ‘diintimidasi’ atau rasa takut kepada atasan, mau tidak mau, terpaksa ikut walau berat hati . Pegawaipun jadi korban perasaan.
Sesungguhnya, HKPB cukup mapan dalam segala hal. Karenanya, tak perlu mengemis kepada pemerintah. Tak boleh lagi didikte. Lebih baik kolekte atau partisipasi jemaat ditingkatkan ketimbang jalankan proposal.
Dengan cara tersebut, pendeta akan mampu menekan korupsi dan perilaku negatif penyelenggara negara. Judi dan narkoba bisa diperangi. Selama ini, pendeta enggan berkata lantang lantaran punya ketergantungan kepada pejabat. Kalau duduk bersama birokrat atau petinggi, dia merasa terhormat, naik menjadi kelas eksekutif. Padahal, tugas utamanya adalah melayani jemaat.
“Ulaon na mandapothon ruas do asa ringgas mangulahon hata ni Debata. Asa burju marminggu. Pasingothon pamarenta asa diurupi rakyatnya. Datung gabe marpolitik sai hera na pegawai kantoran” kata Benpa.
Gereja dan pendeta adalah benteng terakhir harapan rakyat dalam memperbaiki negara. Pendeta bertanggung jawab kepada Tuhan. Kalau pendeta lepas dari intervensi penguasa, maka kepala desa, camat, bupati dan pejabat lainnya akan berfikir seribu kali melakukan penyimpangan. Mereka pasti takut, dikotbahkan lalu dibawa ke dalam doa.
“Boasa di Dairi on hea dibagi bibit jagung unggul alai palsu? Alana pendeta pe dang berani marsoara di tingki i” ujar Benpa. Ise na bermain pupuk palsu, boasa godand narkoba? Patut diduga oknum parat ikut bermain. Terbukti, sudah berapa yang ditangkap sebagai bandar? Karenanya, pendeta harus kembali pada jati diri sesuai pesan alkitab
Menyongsong pilkada Bupati Dairi 2018, Benpa menandaskan, pendeta khususnya HKBP tak memberi perlakuan istimewa. Memilih kandidat terbaik serta memberi pencerahan wajib dilaksanakan tetapi bukan konteks dukung mendukung. Benpa menyebut, dirinya selaku anggota legislator, juga pantang mengajak pendeta berpolitik praktis. (D01)