- Advertisement -

- Advertisement -

Akreditasi RSU Sidikalang Diduga ‘Nungnga Mate’

Dairinews-Sidikalang

Rumah Sakit Umum Sidikalang milik Pemerintah Kabupaten Dairi Sumatera Utara diduga  tidak memiliki akreditasi.

 

“Akrediasi itu, ibarat SIM. Ada masa berlaku. Harus diurus. Kalau masa waktu sudah habis, sama saja dengan tak punya.  On, nungnga mate. Konsekwensinya,  tentu statusnya tak jelas, kata seorang PNS.  Sekali lagi , akreditasi serupa dengan SIM. Kalau punya SIM C maka yang boleh dikemudikan adalah sepeda motor. Nah, ini juga begitu.  Akrediasi  adalah dasar standar layanan  atau SOP” kata sumber, Rabu (30/11/2016)

 

Melalui kualifikasi, setiap kegiatan punya  aturan dan tahapan. Itu jadi pegangan kerja petugas serta merupakan hak  pasien. Disebutkan, sebenarnya, akreditasi pemula atau disebut ‘pelayanan 5 dasar’  sudah pernah diraih. Yakni di era  direktur dr Reinfil Capah. Perolehan dimaksud dikabulkan atas  permintaan  dr Sabar Panggabean kepada surveyor marga Pangaribuan.

Ketika itu, Sabar Panggabean membujuk, kelas pemula diberi guna memberi semangat. Soal kekurangan digaransi dibenahi. Sayangnya, kelemahan tak pernah dievaluasi. Kalau ada keinginan,  harusnya ditingkatkan.

 

Saat ini, kata sumber, konsultan sedang berada di rumah sakit untuk memberi atahan terkait akrediasi. Pertemuan dilakukan di  aula lantai 2. Namun, kegiatan tersebut berpotensi sekedar menghabuiskan anggaran. Pasalnya direktur sebagai pengambil kebijakan di SKPD tersebut dan Tata Usaha tidak hadir.

 

Diutarakan, akrediasi sangat menentukan klaim dan jasa medis ke BPJS. Lantaran tak punya SIM, klaim sering dibikin grade ‘Z’ oleh BPJS, yang artinya tak jelas. Rumah sakit tak punya posisi tawar.  Dang margolle hami  ala dang jelas. Nungnga diurus dongan huta asa gabe sehat, alai dang adong hak menuntut tu BPJS. On ma hassit na ala dang mar SIM.

 

Seorang dokter menyebut, mereka bekerja sesuai hati nurani. Apa yang bisa  kita lakukan, lakukanlah. Tak usah lagi tengok-tengok dia. Jika dilihat dari kelayakan, kayaknya bukan rumah sakit lagi ini. Joroknya minta ampun.  Tata letak gedungnya juga kumuh. Ada alat bernilai mahal ak dipergunakan.  Ngeri kali, bah.

 

Direktur RSU dr Daniel Sianturi dan Tata Usaha Lilis tidak berada di ruangan. Staf menyebut, keduanya keluar. Ditanya tentang bawahan Tata Usaha, staf tadi mengatakan, pergi marsermon.

 

Sekretaris Daerah, Sebastainus Tinambunan mengaku belum tahu soal ketiadaan akrediasi. Belum tahu aku, bah. Ini aku baru dengar. Nanti saya cek, kata dia didampinfi kepala Dinas Pendapatan pengelolaan keuangan dan Asset Harryson F Sirumapea dan Plt Asisten Umum Jonny Hutasoit.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.