Kontraktor, Pers dan DPRD Disindir Bupati
Dairinews-Kutabuluh
Bupati Kabupaten Dairi Sumatera Utara, KRA Johnny Sitohang menyindir kontraktor, pers dan DPRD pada peresmian pemulaian pembangunan jalan menghubungkan Sidikalang-Kutabuluh batas Aceh, Jumat (06/01/2017).
Saat pembawa acara mendaulat Sitohang menyampaikan arahan, panitia langsung sigap memayungi kepala daerah tersebut. Namun payung itu justru dikibaskan. Dia berjalan menembus hujan lalu berbicara di panggung.
Dia meminta masyarakat mendukung pelaksanaan proyek. Utamakan sikap rela berkorban. Kalau misalnya pekarangan terkena pelebaran, warga dihimbau merelakan demi kepentingan umum. Kalau pekerja butuh belanja sandang, disarankan dibantu. Sebab, sebagian pekerja berasal dari luar daerah.
“Kalau ada pemborong bilang proyek ini hasil perjuangannya, jangan dipercaya. Ini murni perjuangan pemerintah” kata Sitohang. Di daerah lain ada begitu, kata dia.
Sitohang kemudian mengingatkan fungsi DPRD. Di daerah lain, ada anggota dewan menendang proyek. Memukul proyek. Itu bukan tugas dewan. Itu urusan penegak hukum.
Pers harus mengawasi proyek ini. Jangan beraninya hanya ke proyek kabupaten, ujar Sitohang. Pada hari itu, graund breaking pembangunan jalan ruas Sidikalang-Kutabuluh batas Aceh dilakukan Bupati dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kementerian PUPR Wilayah Sumut Ir Apaul Ames Halomoan. Proyek berbiaya Rp240 milliar ditangani PT Yala Sabarita atas nama Luhut Matondang. Kala acara pemukulan kendi ke baket excavator, panitia menyuguhkan payung ke Sitohang. Kembali, pejabat itu menolak layanan. Sama pejabat Karo sajalah, Dairi tidak usah, kata dia. Agenda disaksikan Wakil Ketua DPRD Togar Pasaribu dan anggota Robin Lingga, Rade Simamora, Markus Sinaga dan Nasib Udur Sihombing.
Markus Sinaga menduga, pernyataan Sitohang berhubungan dengan kegalauan menyongsong pilkada 2018. Kabarnya, Sitohang akan mengajukan putranya menjadi bakal calon bupati. Mungkin, lantaran ketemu lagi dengan Luhut yang digadang-gadang jadi calon Bupati, bisa saja muncul kegalauan. Sepertinya, ada opini bahwa Luhut berada di atas angin.
“Mungkin dia lagi galau” kata Markus.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Benpa Hisar Nababan mengatakan, Bupati perlu mempelajari apa tugas dan fusngsi DPRD. Salah satunya adalah kontrol anggaran sehingga kegiatan tepat sasaran dan bermanfaat termasuk dari sisi mutu. Bila dewan merasa curiga terhadap kualitas sebuah proyek, wajar saja dicongkel.
“Jangankan membongkar proyek, menolak laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati juga boleh. Dewan juga bisa memeriksa Bupati bila dianggap ada potensi penyimpangan” tandas Benpa. Barangkali, statemen itu punya korelasi dengan suksesi pilkada 2018.
Benpa menyarankan, Bupati mampu menahan emosi. Usia sudah tua. Selesaikanlah masa kerja dengan sejuk. Jangan semprot sana- sini. Laksanakan saja tupoksi. Koreksi dewan harus direspons positif. Dan, hal tak kalah penting, jangan seolah membangun permusuhan dengan pers. Menurutnya, media di daerah ini sudah melalukan peran secara objektif. Kalau kurang baik, yah memang harus ditulis apa adanya. DPRD juga sering disorot. Memang, wartawan di sini tak pernah bisa didikte penguasa. Itu sudah dari jaman dulu.
Sebelumnya, Sitohang membenarkan, akan mencalonkan putranya Depriwanto yang kini anggota DPRD menjadi Bupati. (D01)