Bupati Dairi Bentuk Tim Untuk Pencegahan Dan Penanggulangan Wabah Penyakit Babi

Sidikalang-Dairinews.co

Bupati Dairi Sumatera Utara, Eddy Keleng Ate Berutu membentuk tim gabungan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk pencegahan dan penanggulangan wabah penyakit ternak babi. Tim dimaksud antara lain, Dinas Pertanian, Kesehatan, Lingkungan Hidup, PUPR, Satpol PP, BPBD serta Camat se Dairi.

Demikian disampaikan koordinator tim juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Posma Tua Manurung dalam konfrensi pers, Jumat (18/10/2019) di Sidikalang. Hadir dalam pertemuan Kepala Dinas Pertanian, Herlina Tobing, Plt Kabag Humas, Palti Pandingan serta jajaran pejabat dari Dinas Pertanian dan Peternakan maupun Satpol PP.

Posma menerangkan, serangan wabah penyakit ternak babi telah terjadi di 13 Kecamatan. Kematian  ternak disebabkan serangan virus Hog Cholera berdasarkan pemeriksaan 12 sampel dilakukan Balai Veteriner Regional I Medan.

Dari pemeriksaan itu, 3 sampel dinyatakan positif Hog Cholera. Sedangkan 9 sampel masih masih dalam proses pemeriksaan lanjutan sebagai suspect African Swine Fever (ASF). Namun samapai saat ini, hasil pemeriksaan yang ke 9 sampel dimaksud belum ada dan kita masih menunggu hasilnya dari Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan, ucap Manurung.

Disampaikan Posma, ternak babi yang terserang virus pertama sekali diketahui paling banyak terjadi di Kecamatan Sidikalang. Diduga, penyebaran virus bersumber dari ternak babi yang masuk melalui transaksi jual beli ternak babi dari luar Dairi.

Pasalnya, virus ini juga telah menyerang ternak babi diwilayah Medan, Deli Serdang, Humbahas, Tobasa, Samosir serta Tapanuli Utara. Posma maupun Herlina menegaskan, untuk pencegahan dan penanggulangan, tim telah melakukan tindakan preventif yakni melaksanakan peningkatan biosecurity atau pencegahan dengan desinfeksi kandang dan vasinasi.

Melakukan pengambilan sampel darah dan organ untuk pemeriksaan laboratorium di Balai Veteriner Medan. Membuat himbauan kepada masyarakat melalui surat edaran kepada Camat se Dairi untuk diteruskan kepada Lurah dan Kepala Desa.

Herlina menyampaikan, berdasarkan laporan PPL, akibat serangan penyakit itu jumlah ternak babi yang mati hingga, 17 Oktober 2019 sudah 1004 ekor dengan nilai kerugian ditaksir sekitar Rp.500 juta. Posma mengatakan, untuk menekan dan meminimalisir perkembangan dan penyebaran wabah penyakit itu, masyarakat dihimbau untuk tidak sembarangan membuang bangkai ternak ke aliran sungai maupun tempat terbuka.

Ditanya soal konpensasi kepada peternak yang mengalami kerugian akibat ternak babi mereka mati?. Posma dan Herlina mengatakan belum ada konvensasi. Namun saat ini Pemkab Dairi sedang mengkaji apakah kejadian ini bisa dijadikan tanggap darurat karena kematian ternak itu sudah mewabah.

Yang jelas lanjut Posma, Bupati Eddy KA Berutu terus berupaya mengatasi permasalahan menimpa ternak babi masyarakat. Disebutkan Posma, Bupati hari ini bertolak ke Jakarta untuk menemui Menteri Pertanian supaya pemerintah pusat memberikan atensi terhadap musibah dialami peternak babi, katannya.

Ditambahkan, penyakit yang menyerang ternak babi saat ini merupakan penyakit yang tidak zoonosis atau tidak dapat menular ke manusia atau sebaliknya. Bagi peternak yang tidak memiliki lahan untuk menguburnya, dapat melaporkan ke Pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup dengan menghubungi ke nomor telepon ini 081265568585, ujar Posma. (D03).

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.